Polres Lampung Barat Siapkan Skenario Pengamanan Pilratin Serentak

Polres Lampung Barat Siapkan Skenario Pengamanan Pilratin Serentak

Polres Lampung Barat menggelar simulasi pengamanan Pilratin serentak 2022 di Pesisir barat, Rabu 20 Juli 2022. FOTO YOGI ASTRAYUDA/RADARLAMPUNG.CO.ID --

PESISIR BARAT, RADARLAMPUNG.CO.IDPolres Lampung Barat menyiapkan empat skenario pengamanan pemilihan peratin (Pilratin) serentak di Pesisir Barat. 

Penekanan ini terlihat dalam simulasi pengamanan pilratin serentak tahun 2022 yang melibatkan puluhan personel kepolisian di Lapangan Merdeka, Pantai Labuhanjukung, Kecamatan Pesisir Tengah, Rabu 20 Juli 2022. 

Simulasi dipimpin Kapolres Lambar AKBP Heri Sugeng Priyanto dan dihadiri Plt. Sekretaris Kabupaten Pesisir Barat Jalaludin, Kepala Dinas PMP M. Nursin Chandra dan sejumlah camat.

AKBP Heri Sugeng Priyanto mengungkapkan, ada empat skenario situasi yang dalam pelaksanaan pilratin. Mulai dari situasi aman hingga kondisi terburuk saat pemilihan.

BACA JUGA: Perjalanan Setengah Abad UBL, Berkomitmen Jadi Kampus Level Dunia

”Kegiatan ini sebagai antisipasi dan melatih kesiapan petugas jika nanti hal-hal terburuk terjdi saat pelaksanaan pilratin serentak di 68 pekon,” kata AKBP Heri Sugeng Priyanto. 

AKBP Heri Sugeng Priyanto menjelaskan, simulasi dilakukan agar petugas yang terlibat dalam pengamanan pilratin mengetahui apa saja yang harus dilakukan jika terjadi suatu hal. Seperti masyarakat yang tidak puas dengan hasil pemilihan.

“Ada empat situasi dalam pelaksanaan pilratin. Pertama, situasi hijau. Di mana, pelaksanaan pilratin berjalan sesuai dengan aturan, yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Kemudian tahapan-tahapannya dilaksanakan,” papar AKBP Heri Sugeng Priyanto.

Kedua, situasi kuning. Yaitu situasi ada pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat. 

BACA JUGA: Keluarga Brigadir J Tolak Hasil Autopsi, Minta Kapolri Bentuk Tim Independen untuk Autopsi Ulang

Nantinya petugas di TPS, baik dari Linmas, TNI-Polri akan memberikan teguran dan memberikan masker kepada masyarakat. Lalu diminta menjaga jarak serta mencuci tangan.

Lalu situasi oranye. Terjadi keributan di TPS yang disebabkan permasalahan pada saat penghitungan suara, sehingga diperlukan pengamanan dari unsur Linmas dan TNI-Polri. 

“Terakhir, situasi merah. Di mana, pilratin mengarah pada konflik sosial, sehingga untuk mengantisipasi kondisi tersebut, personel harus bisa mengatasinya agar tidak menimbulkan hal-hal yang lebih buruk dalam pelaksanaan pilratin,” urainya.

Ditambahkan, berdasar data yang dihimpun di lapangan, dari 159 tempat pemungutan suara (TPS), terdapat 10 TPS dengan katagori sangat rawan, 35 TPS masuk kategori rawan dan 114 TPS katagori kurang rawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: