disway awards

Soal Ratusan Siswa di Sukabumi Bandar Lampung Keracunan MBG, Diskes Temukan Bakteri E.coli dalam Air Bersih

Soal Ratusan Siswa di Sukabumi Bandar Lampung Keracunan MBG, Diskes Temukan Bakteri E.coli dalam Air Bersih

--

RADARLAMPUNG.CO.IDRatusan siswa dari dua sekolah di Kecamatan Sukabumi, Kota Bandar Lampung, mengalami keracunan massal usai mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah pada Jumat, 29 Agustus 2025.

Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Bandar Lampung mengungkapkan bahwa hasil uji awal menunjukkan air bersih yang digunakan dalam pengolahan makanan di dapur penyedia katering mengandung bakteri Escherichia coli (E. coli).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Muhtadi A. Tumenggung, mengatakan bahwa pihaknya langsung turun ke lokasi bersama Dinas Pendidikan serta Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) setelah menerima laporan dari pihak sekolah.

“Awal yang kami lakukan adalah memberikan penanganan medis terkait keluhan anak-anak SDN 2 Sukabumi, SMPN 31 Bandar Lampung, dan satu lagi SD di Campang Raya, yang kebetulan berada di kecamatan yang sama,” kata Muhtadi pada Senin, 1 September 2025.

BACA JUGA:Promo Serba Bikin Untung Sampai 15 September 2025 di Alfamart, Dapatkan Harga Termurah Mulai Rp5 Ribuan

Total, kata dia, ada 247 siswa yang mengalami gejala keracunan, 12 di antaranya harus dirawat di rumah sakit dan puskesmas.

“Alhamdulillah, saat ini kondisi mereka semakin membaik,” ucapnya.

Sementara itu, ratusan siswa lainnya menjalani rawat jalan dengan keluhan mual, muntah, serta pusing, dan terus dipantau oleh Puskesmas Campang bersama pihak sekolah.

“Kalau ada perkembangan kondisi siswa, langsung ditangani oleh tenaga kesehatan di lapangan, jadi kita terus memantau melalui puskesmas yang ada,” tambahnya.

BACA JUGA:Bertahap, Pemkab Pringsewu Perbaiki Tiga Ruas Jalan

Dalam inspeksi di dapur penyedia Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Tirtayasa, Diskes menemukan sejumlah pelanggaran terhadap standar kebersihan.

Ruang penyimpanan dan area pembuatan makanan dinilai tidak memenuhi syarat higienitas.

“Temuan kami langsung kami sampaikan ke Ketua SPPG (Sekolah Penyedia Program Gizi),” jelas Muhtadi.

“Saat itu juga mereka menyatakan akan menghentikan sementara kegiatan dapur sampai kondisi benar-benar steril dan sesuai standar sanitasi,” sambungnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait