Tim Dosen PKM Itera Luncurkan Inovasi IoT Untuk Pelestarian Mangrove Pesawaran
Tim Dosen PKM Itera Luncurkan Inovasi IoT Untuk Pelestarian Mangrove Pesawaran. Foto Tim Dosen PKM Itera--
PESAWARAN,RADARLAMPUNG.CO.ID — Tim Dosen Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM)– Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dari Institut Teknologi Sumatera (Itera) meluncurkan program IoT-Based Smart Mangrove Tourism di Desa Gebang, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Pada Selasa, 16 September 2025
Program ini mendapat dukungan pendanaan tahun 2025 dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Kegiatan yang dipimpin oleh Dr. Winati Nurhayu, S.Si (Program Studi Biologi, Fakultas Sains) bersama Nurul Adhha, S.S.I., M.A. (Program Studi Biologi, Fakultas Sains) serta Rahmattullah Harianja, S.T.Par., M.M.Par. (Program Studi Pariwisata, Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan) ini mengusung konsep konservasi berbasis teknologi dan pemberdayaan masyarakat.

Suasana Tim Dosen Itera saat menjelaskan Inovasi IoT untuk Pelestarian Mangrove Pesawaran. Foto Tim Dosen PKM Itera--
Sebagai bentuk inovasi, perangkat Internet of Things (IoT) telah dipasang untuk memantau kualitas lingkungan, khususnya air sebagai habitat mangrove.
Sensor yang digunakan mampu mengukur suhu, pH, oksigen terlarut, dan kekeruhan secara otomatis, dengan data yang dapat diakses langsung melalui ponsel pintar.
Pemantauan ini sangat penting karena kawasan Mangrove Petengoran berpotensi terdampak aktivitas tambak udang di sekitarnya.
Dengan adanya data kualitas air yang akurat, langkah pelestarian mangrove dapat dilakukan secara lebih tepat sasaran.
Dr. Winati Nurhayu, Ketua Tim PKM ITERA, menjelaskan, penerapan teknologi ini menjadi pembeda Mangrove Petengoran dibanding kawasan mangrove lain sekaligus memperkuat daya tarik ekowisata berkelanjutan.
Sementara itu, Nurul Adhha, S.S.I., M.A. menekankan pentingnya promosi wisata yang melibatkan seluruh warga Desa Gebang, bukan hanya kelompok pelestari mangrove.
Di sisi lain, Rahmattullah Harianja, S.T.Par., M.M.Par. menambahkan bahwa aspek pencatatan data wisatawan juga harus mendapat perhatian.
"Data jumlah pengunjung, asal, serta pola kunjungan dapat menjadi dasar untuk mengembangkan fasilitas dan strategi promosi yang lebih efektif,"jelas Rahmat.
Meski masih menghadapi kendala infrastruktur seperti akses jalan dan jembatan tracking, program ini diharapkan mampu menjadikan Mangrove Petengoran sebagai destinasi ekowisata cerdas yang bermanfaat bagi kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
