Arya Saputra Meledak di Paripurna, Rencana Perbaikan Jalan Sejak 2019 Tak Pernah Direalisasi!
Foto Ist.--
RADARLAMPUNG.CO.ID– Anggota DPRD Tulangbawang Barat, Arya Saputra SH, mendadak menginterupsi jalannya Sidang Paripurna Pembicaraan Tingkat II Raperda inisiatif.
Politisi Gerindra itu tak dapat menahan kekesalannya karena sejak 2019 usulan pembangunan jalan di daerah pemilihannya tak pernah tersentuh.
Sementara, menurutnya, kehadirannya justru hanya dicari saat Paripurna untuk memenuhi kuorum.
“Saya paksakan masuk. Tapi suara saya hanya dibutuhkan saat Paripurna. Sementara pengajuan dari 2019 sampai hari ini tidak pernah terealisasi,” ujarnya kepada Radar Lampung, Kamis, 11 Desember 2025.
Arya mengatakan usulan pembangunan akses jalan sepanjang 6–7 kilometer yang melintasi lima tiyuh—Gunung Agung, Tunas Jaya, Dwikora, Jaya Murni, dan Tri Tunggal Jaya sudah ia sampaikan melalui berbagai mekanisme.
Menurutnya, jalan itu bukan jalan kecil, melainkan jalur penghubung penting antartiyuh, antarkecamatan, antarkabupaten, hingga Lampung–Sumsel. Dua kilometer dari ruas itu bahkan langsung berbatasan dengan Kabupaten OKI, Sumsel.
“Ini penghubung Tubaba dengan Mesuji, dan Lampung dengan Sumsel. Kepentingannya besar,” tegasnya.
Pengajuan tersebut pernah ditandatangani sejumlah pimpinan DPRD kala itu, mulai dari Ketua Ponco Nugroho, Wakil Ketua Busroni, hingga Ketua Komisi III Paisol. Namun, hingga kini tidak ada tindak lanjut.
Kemarahan Arya makin memuncak ketika melihat Dinas PUPR justru mampu membangun kantor bersama di depan Polres Tubaba dengan nilai hampir Rp32 miliar.
“Kantor bisa dibangun Rp31,8 miliar. Tapi akses masyarakat yang manfaatnya jelas malah tidak tersentuh sama sekali,” keluhnya.
Menurutnya, bangunan sebesar itu pasti sangat mewah dan kokoh, sementara kebutuhan dasar warga justru dibiarkan.
“Yang saya perjuangkan ini murni untuk masyarakat, bukan untuk pribadi,” ujarnya.
Arya juga menyoroti janji-janji pembangunan saat kampanye gubernur maupun bupati yang menurutnya tinggal kenangan. Termasuk janji peningkatan akses menuju Sekolah Lentera yang tak pernah ditindaklanjuti.
Pada masa Pj Bupati Zaidirina pun hanya sekitar 700 meter yang sempat dibangun dengan cor rabat beton.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
