Staff Khusus Presiden Achmad Adhitya Ajak Mahasiswa Teknokrat Kuasai Teknologi AI
Foto dok Universitas Teknokrat Indonesia.--
RADARLAMPUNG.CO.ID - Tim Staf Khusus Wakil Presiden RI, Achmad Adhitya, mendorong mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia untuk mengenal dan menguasai teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) karena AI akan menjadi bagian penting dalam pelayanan publik di masa depan.
Hal itu disampaikan Adhitya saat menjadi narasumber pada seminar Program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Teknokrat Indonesia di Gelanggang Mahasiswa Dr. HM Nasrullah Yusuf, kemarin.
“Teknologi AI akan terus berkembang dan menjadi kebutuhan di berbagai sektor, termasuk pelayanan publik, oleh karena itu mahasiswa harus akrab dan menguasainya sejak sekarang,” ujar alumnus SMAN 2 Bandar Lampung tersebut.
Lulusan Universitas Leiden, Belanda, itu mencontohkan penerapan AI di sektor kesehatan dengan mengunjungi sebuah rumah sakit di Tiongkok yang telah memanfaatkan hologram berbasis AI untuk melayani pasien.
BACA JUGA:Promo Indomaret Menu Praktis, Sarapan Kapan Aja Lebih Hemat Pakai Diskon
“Pasien cukup menyampaikan keluhan, kemudian hologram akan mendiagnosis penyakit, memberikan saran, bahkan meresepkan obat,” jelasnya.
Adhitya menambahkan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada 2025 menargetkan pembangunan 20 rumah sakit yang dilengkapi layanan berbasis AI.
Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa Universitas Indonesia (UI) telah mengembangkan teknologi AI untuk membantu penyandang tunanetra dengan alat yang dapat memberi informasi detail mengenai lingkungan sekitar pengguna sehingga memudahkan mereka berjalan dengan lebih aman.
Dalam konteks peningkatan kualitas pendidikan, Adhitya menjelaskan bahwa pemerintah saat ini menyiapkan tiga program strategis yaitu Sekolah Garuda, Sekolah Rakyat, dan Interactive Flat Panel.
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem Berpotensi Landa Lampung, BMKG: Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang
Sekolah Garuda diproyeksikan untuk mencetak lulusan yang siap menempuh pendidikan di kampus-kampus terbaik dunia, sementara Sekolah Rakyat merupakan sistem pendidikan berasrama yang memberikan kesempatan kepada anak-anak dari keluarga prasejahtera untuk mendapatkan akses pendidikan berkualitas.
“Sedangkan Interactive Flat Panel memungkinkan mahasiswa dari kampus yang berbeda bisa mengikuti perkuliahan secara sinkron, seakan-akan berada di kelas yang sama,” papar Adhitya.
Ia berharap program-program tersebut dapat memperluas pemerataan pendidikan sekaligus memperkenalkan teknologi AI sejak dini kepada generasi muda Indonesia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
