Alami Kontraksi Ekonomi, Lampung Posisi Ke-6

Kamis 05-11-2020,14:42 WIB
Editor : Yuda Pranata

radarlampung.co.id - Ekonomi Provinsi Lampung triwulan III-2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,41 persen dibanding triwulan III-2019 (y-on-y). Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 10,08 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa, serta Impor Barang dan Jasa mengalami kontraksi pertumbuhan masing-masing sebesar 6,78 persen dan 7,45 persen. Berdasarkan data, Provinsi Lampung menempati posisi keenam dengan kontraksi pertumbuhan sebesar 2,41 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Faisal Anwar menjelaskan, perekonomian Provinsi Lampung triwulan III-2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp94,10 triliun dan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010 mencapai Rp62,55 triliun. Lebih jauh dia mengatakan, ekonomi Provinsi Lampung triwulan III-2020 tumbuh sebesar 4,15 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Dilihat dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai pada Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 18,78 persen. “Sedang dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) sebesar 14,51 persen dan Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 7,08 persen,” katanya, Kamis (5/11). Sebagai akumulasi dari dampak pandemi COVID-19 yang menerpa sejak Maret 2020, perekonomian Provinsi Lampung kumulatif sampai dengan triwulan III-2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,47 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan Lapangan Usaha Industri Pengolahan mengalami kontraksi pertumbuhan kumulatif terdalam sebesar 7,39 persen, diikuti Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 5,61 persen, dan Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 3,43 persen. Pada triwulan I hingga III-2020, beberapa Lapangan Usaha juga mengalami pertumbuhan positif yaitu Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dengan pertumbuhan sebesar 9,79 persen. Selanjutnya, diikuti Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi dan Jasa Pendidikan yang masing-masing tumbuh sebesar 7,87 persen dan 5,96 persen. Secara spasial, sebagian besar provinsi di Indonesia pada triwulan III-2020 mengalami kontraksi pertumbuhan, kecuali Provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah yang tumbuh positif masing-masing sebesar 6,66 persen dan 2,82 persen (y-on-y). “Kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi di Pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar 6,80 persen, diikuti Pulau Kalimantan sebesar 4,23 persen serta Pulau Jawa sebesar 4,00 persen,” jelasnya. Lebih lanjut, struktur perekonomian secara spasial didominasi oleh Pulau Jawa sebesar 58,88 persen, diikuti Pulau Sumatra sebesar 21,53 persen dan pulau-pulau lainnya masing-masing di kisaran 2-8 persen. Sementara itu, PDRB se-Sumatra triwulan III-2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,22 persen dibanding triwulan yang sama tahun 2019. “Kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 5,81 persen dan terendah di Provinsi Bengkulu sebesar 0,09 persen,” pungkasnya. (Ega/yud)

Tags :
Kategori :

Terkait