Soal Siswa Putus Sekolah, Disdikbud Fasilitasi Belajar Luring

Jumat 20-08-2021,16:50 WIB
Editor : Alam Islam

RADARLAMPUNG.CO.ID - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bandarlampung turun langsung menindaklanjuti adanya siswa SD dan SMP putus sekolah karena keterbatasan biaya, Jumat (20/8). Tim Disdikbud Bandarlampung mendatangi kediaman Dwi Supriyadi di Jalan Kiwi, Kecamatan Kedaton. Tiga anak pengayuh becak ini putus sekolah, karena keterbatasan fasilitas untuk pembelajaran dalam jaringan (daring). Yakni Dea Ayu Lestari (17), yang sekolah di SMK Bina Mulya: Devi Wulansari (14), di SMP Bina Mulya dan Desti Anindia Kinanti (8), seharusnya naik kelas 3 di SDN 5 Penengahan. Dalam kunjungan tersebut, perwakilan Disdikbud Bandarlampung meminta sejumlah berkas. Seperti kartu keluarga dan lainnya guna pendataan. Kasi Kelembagaan Disdikbud Bandarlampung Mulyadi Syukri mengatakan, pihaknya telah melakukan survei dan menanyakan langsung kepada orang tua serta siswa yang sekolahnya terhambat. \"Kami kirimkan staf ke sana guna mengencek kondisi. Apakah benar putus sekolah. Ternyata benar, alasannya tidak memiliki biaya untuk membeli HP,\" kata Mulyadi Syukri. Mulyadi mengungkapkan, jika dilihat sekolahnya, untuk Desti Anindia Kinanti, tidak banyak biaya yang dikeluarkan. Karena itu, pihaknya memberikan solusi belajar luar jaringan (luring). \"Setelah berdiskusi tadi, kami dari dinas akan memfasilitasi kalau masih ingin melanjutkan sekolah. Kalau SD, tidak perlu bantuan itu. Terpenting kita mendorong sekolah untuk luring,\" tandasnya. Hal sama juga akan dilakukan untuk Devi Wulansari, putri kedua Dwi yang belum lama ini masih sekolah di SMP Bina Mulya, Bandarlampung. \"Kalau yang SD ini, masih mau sekolah. Untuk yang SMP, sekolah swasta dan perlu biaya. Jadi mungkin orang tuanya kurang intens saja ke pihak sekolah untuk meminta keringanan. Mungkin saja kalau kita datang ke sana minta bantuan, pasti mereka mau terbuka. Tapi kalau dari laporan, nadanya anak ini kurang semangat untuk melanjutkan sekolah. Tapi tetap kita fasilitasi. Sebenarnya para guru juga menyuruh mereka ke sekolah. Tapi mereka tidak mau datang karena malu atau hal lainnya,\" urainya. Terkait bantuan lain, Mulyadi mengaku tidak ada. Namun ia menegaskan, siswa tersebut bisa melanjutkan sekolah. \"Kalau bantuan HP seperti itu, tidak ada. Mungkin kalau pakai dana pribadi, bisa saja. Tapi sekali lagi, tanpa HP, bisa luring dan tetap melanjutkan sekolah,\" tandasnya. Mulyadi kembali menegaskan, pihaknya bakal memfasilitasi anak-anak tersebut agar bisa sekolah pekan depan. \"Mungkin minggu depan,\" sebut dia. (mel/ais)

Tags :
Kategori :

Terkait