RADARLAMPUNG.CO.ID - Pertumbuhan ekonomi Lampung diprediksi kembali minus dalam triwulan III tahun ini. Untuk menggenjot perekonomian, Lampung sangat mengandalkan produk pertanian. Mengenai hal ini, produk pertanian Lampung pun langsung diantisipasi. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Lampung Kusnardi mengatakan, meski resesi produk perekonomian di seputaran harga normal. \"Iya kalau harga produk pertanian di Lampung saya rasa masih normal, kemarin memang sempat harga beras turun. Tapi sudah bisa diantisipasi dan belum ada gejolak harga juga. Justru kemarin harga cabai malah naik,\" jelas Kusnardi Minggu (4/10). Kusnardi mengatakan produk pertanian memang bukan menjadi produk yang terkena resesi. Karena kebanyakan yang terkena merupakan produk non pertanian seperti industri. Namun demikian, pihaknya juga melakukan efisiensi guna tetap menjaga produk pertanian di Lampung tetap bertahan. \"Kami terus giatan pertanian agar terus jalan, kita distribusi pemasaran antar wilayah, efisiensi distribusi kita giatakan. Disamping itu juga kita giatkan usaha tani nya seperti pemanfaatan Asintan,\" tambahnya. Produk Asintan sendiri merupakan bentuk efisiensi dengan menurunkan harga agar bisa menguntungkan petani. \"Jadi misalnya dulu biaya produksi 1 kilogram gabah Rp3.000 sampai Rp4.000 kita turunkan sehingga menguntungkan petani. Jadi harga naik tidak naik karena dia lebih murah biaya produksi margin pemasaran dipersingkat mudah mudah tidak mengurangi pendapatan petani,\" tandasnya. (rma/sur)
Antisipasi Resesi, Produk Pertanian Efisiensi Biaya Produksi
Minggu 04-10-2020,20:34 WIB
Editor : Ari Suryanto
Kategori :