Ketua RT Ditemukan Tewas Tergantung, Tulis Wasiat Tentang Pilkada

Selasa 08-12-2020,21:08 WIB
Editor : Yuda Pranata

RADARLAMPUNG.CO.ID - Jelang Pilkada, salah seorang Ketua RT di dusun V Tanjungsari, Natar, ditemukan tewas tergantung. Saat ditemukan, terdapat pula surat terkait proses pilkada. Korban bernisial PR (39) warga dusun Tanjung Sari V desa Tanjung Sari, Natar Lampung Selatan. PR ditemukan tewas tergantung di sebatang pohon pada Selasa (8/12) sekitar pukul 02.30 Wib di kebun belakang rumah Rasno dusun V Desa Tanjung Sari Danurejo Natar Lampung Selatan.

Kapolsek Natar, AKP Hendi Prabowo menjelaskan, pada hari Senin (7/12) sekitar pukul 15.00 wib, korban PR pergi keluar rumah. Kemudian, sampai malam hari, korban tidak pulang, sehingga keluarga dan warga sekitar mencarinya.\"Sampai tengah malam korban nggak ditemukan. Tapi pihak keluarga dan warga sekitar terus mencari keberadaan korban,\" ungkap Hendi, Selasa (8/12).

Pencarian warga membuahkan hasil, pada hari Selasa (8/12) sekitar pukul 02.30 wib, warga yang bernama Jumadi saat bersandar dibawah pohon menemukan sesosok pria menggantung diatas pohon.\"Pas warga mencari dikebun rumah Rasno, Jumadi kelelahan dan bersandar dipohon. Nah, pas bersandar itu, Jumadi melihat seorang laki laki sedang tergantung di pohon dengan ketinggian dari tanah sekitar 6 meter dengan leher terikat tali tambang warna biru sekitar 2 meter,\" bebernya.

Hendi menambahkan, setelah menemui tubuh korban yang menggantung di tali, warga sekitar menghubungi aparat kepolisian, sehingga anggota Polsek Natar datang ke lokasi dan menurunkan tubuh korban.\"Setelah diturunkan dan di cek oleh perawat dari puskesmas tanjung Sari, didapati korban lidahnya menjulur keluar, dari kemaluan keluar cairan sperma, tidak ditemukan luka baik oleh benda tumpul maupun benda tajam,\" tegasnya.

Saat proses pengecekan tubuh korban, sambung Hendri, ditemukan kertas di kantong celana korban sebelah kanan. Tanpa disangka, tulisan dalam kertas tersebut diduga terkait proses Pilkada .

Adapun isi tulisan itu, menyebutkan PR tak mau melihat pilkada lantaran dirinya menginginkan kejujuran dan ketransparanan. Dalam surat itu PR juga menyebut dirinya memimpin warga dengan apa adanya. Dalam surat itu juga dirinya menulis salam perpisahan dengan warga dusun, istri dan anaknya. \"Selain isi tulisan dalam kertas itu, kami juga menemukan uang sebesar Rp17.000,-(tujuh belas ribu rupiah). Setelah itu korban di bawa kerumah duka,\" katanya.

Hendi mengaku tengah menyelidiki kasus tersebut. Setelah tulisan tangan yang ada di kertas diperlihatkan kepada keluarga korban dan anaknya ES, mereka membenarkan bahwa tulisan tersebut adalah tulisan orang tuanya/korban PR. \"Kami menyarankan kepada keluarga korban agar almarhum dibawa kerumah sakit untuk di cek dan dilakukan otopsi. Tapi dari pihak keluarga menolak dan telah menerima dengan ikhlas untuk dikuburkan dengan layak,\" pungkasnya. (yud)

Tags :
Kategori :

Terkait