Tanjung Anom Pilot Project Pekon Sadar Kerukunan

Senin 15-04-2019,14:07 WIB
Editor : Alam Islam

radarlampung.co.id – Kantor Kementerian Agama Tanggamus menetapkan Pekon Tanjunganom, Kecamatan Kotaagung Timur sebagai pilot project Pekon Sadar Kerukunan. Ini ditandai penyerahan plakat oleh Kepala Kemenag Tanggamus Hi. Murdi Amin kepada Kepala Pekon Sumardi disela-sela dialog Kerukunan Umat Beragama di aula Serumpun Padi, Gisting, Senin (15/4). Murdi Amin mengatakan, Pekon Tanjunganom adalah desa pertama di Lampung yang ditetapkan sebagai pilot project Desa Sadar Kerukunan. Pertimbangannya, toleransi antarumat beragama di pekon tersebut terjaga dan tidak pernah terjadi gesekan. ”Ada beberapa penilaian sehingga Pekon Tanjunganom ditetapkan sebagai Pekon Sadar Kerukunan. Pertama, mayoritas penduduk Tanjunganom muslim, tapi kepala pekonnya beragama Hindu. Kedua, gotong-royong di pekon ini bagus, khususnya dalam kegiatan keagamaan. Walaupun penduduk di sana ada juga beragama Kristen dan Hindu,\" urainya. Dilanjutkan, pemantauan Pekon Tanjunganom dilakukan sejak 2018 lalu. Kemudian dilakukan interview dengan para tokoh dan masyarakat. \"Kita juga punya penyuluh agama di situ yang memberitahukan mengenai kegiatan masyarakat. Utamanya kegiatan keagamaan. Setelah kita anggap cocok, maka diusulkan ke Kanwil Kemenag Lampung untuk di-SK-kan,\" ucapnya. Murdi menuturkan, setelah ditetapkan sebagai Pekon Sadar Kerukunan, selanjutnya dilakukan pembinaan oleh Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB). \"Pembinaan dilakukan secara kontinu. Harapannya, muncul pekon-pekon lain sebagai Pekon Sadar Kerukunan,\" tegasnya. Sementara Kepala Pekon Tanjunganom Sumardi mengaku tidak menyangka jika wilayah yang ia pimpin ditetapkan sebagai Pekon Sadar Kerukunan. \"Ya, tidak menyangka dan saya terharu dengan penetapan sebagai pilot project Pekon Sadar Kerukunan,” kata Sumardi. Ia mengaku, awalnya penetapan pilot project Pekon Sadar Kerukunan sebagai hal yang berat. Namun saat melihat variabel yang menjadi penilaian, ternyata hal itu sudah dilakukan dan dijalankan. \"Saya ini (pemeluk) agama minoritas. Tapi karena penduduk saya mayoritas muslim, maka yang mayoritas itu menjadi prioritas,\" tegasnya. Dilanjutkan, toleransi di Pekon Tanjunganom sudah terjalin sejak lama. Sejak berdiri, tidak pernah ada konflik agama di pekon itu. \"Kalau ada acara umat Islam, maka umat agama lain seperti Hindu dan Kristen ikut membantu. Kalau hari raya juga demikian, saling berkunjung,\" sebut dia. Lebih jauh Sumardi mengungkapkan, selain hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, kegiatan 1 Muharam juga tidak kalah ramainya. Pemerintah pekon menggelar doa bersama dan dilanjutkan pengajian akbar. \"Lalu malam harinya dilaksanakan pawai obor. Di sini, masyarakat agama Hindu dan Kristen ikut meramaikan pawai,\" paparnya. (ehl/ral/ais)

Tags :
Kategori :

Terkait