Lampung Inflasi 0,21 Persen

Senin 09-11-2020,00:01 WIB
Editor : Ari Suryanto

RADARLAMPUNG.CO.ID - Badan Pusat Satistik (BPS) Lampung mencatat provinsi ini mengalami inflasi sebesar 0,21 persen pada Oktober 2020. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Yakni sebesar 0,55 persen. Kepala BPS Lampung Faisal Anwar menjelaskan, perkembangan harga berbagai komoditi di dua kota pemantauan yakni Bandarlampung dan Metro pada Oktober 2020, secara umum mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil pemantauan harga di dua kota tersebut, terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,32 pada September 2020 menjadi 105,54 pada Oktober 2020 atau mengalami inflasi sebesar 0,21 persen. “Laju inflasi tahun kalender sebesar 1,21 persen dan inflasi year on year (yoy) adalah sebesar 1,60 persen,” kata dia. Adapun sepuluh komoditi yang memberikan andil inflasi terbesar selama Oktober 2020 yakni cabai merah sebesar 0,15 persen; minyak goreng 0,04 persen; bawang merah 0,03 persen; jeruk 0,02 persen; serta angkutan udara, cabai hijau, bawang putih, cabai rawit, tarif gunting rambut pria, dan tissu masing-masing sebesar 0,01 persen. Lebih jauh dia mengatakan, pada Oktober 2020 terjadi inflasi sebesar 0,21 persen, paling tinggi dibandingkan Oktober 2019 dengan deflasi sebesar 0,09 persen, dan pada Oktober 2018 yang mengalami inflasi sebesar 0,05 persen. “Tingkat inflasi tahun kalender Oktober 2020 sebesar 1,21 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi tahun kalender Oktober 2019 sebesar 2,86 persen, maupun inflasi tahun kalender Oktober 2018 sebesar 2,15 persen,” tambahnya. Tingkat inflasi tahun ke tahun Oktober 2020 terhadap Oktober 2019 sebesar 1,60 persen lebih rendah dibandingkan inflasi tahun ke tahun Oktober 2019 terhadap Oktober 2018 sebesar 3,43 persen, maupun inflasi tahun ke tahun Oktober 2018 terhadap Oktober 2017 sebesar 2,79 persen. Sambung dia, dari 90 kota yang diamati perkembangan harganya, 66 kota IHK mengalami inflasi dan 24 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,04 persen, dan inflasi terendah dialami Bekasi, DKI Jakarta, Jember, dan Cirebon masing-masing sebesar 0,01 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,81 persen, dan deflasi terendah dialami Surabaya sebesar 0,02 persen. Inflasi Bandarlampung menempati peringkat ke-28, dan Metro peringkat ke-57 secara nasional. Sementara itu, dari 24 kota IHK di pulau Sumatera, 23 kota mengalami inflasi dan satu kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi dialami Sibolga sebesar 1,04 persen, dan inflasi terendah dialami Bengkulu sebesar 0,02 persen. “Deflasi satu-satunya terjadi di Pangkal Pinang sebesar 0,32 persen. Inflasi Bandarlampung menempati peringkat ke-19 dan Metro peringkat ke-22 di pulau Sumatera,” pungkasnya. (ega/sur)

Tags :
Kategori :

Terkait