BI Gelar High Level Meeting

Senin 28-03-2022,16:10 WIB
Editor : Yuda Pranata

RADARLAMPUNG.CO.ID - Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia Provinsi Lampung, Senin (28/3) menggelar High Level Meeting Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Lampung, Persiapan Bulan Suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1443 H/2022 M dan Diseminasi Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan di Novotel Lampung. Dalam paparannya, Irfan Farulian Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung mengatakan kinerja perekonomian Lampung pada triwulan IV 2021 tumbuh sebesar 5,15% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan 3,05% (yoy) pada triwulan sebelumnya. \"Ini didorong oleh peningkatan kinerja lapangan usaha (LU) Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, transportasi dan Pergudangan, dan Pengadaan Air. Secara nominal, perekonomian Lampung pada triwulan IV 2021 berdasarkan ADHK (2010) tercatat sebesar Rp60,32 triliun,\" beber Irfan dalam paparannya. Pertumbuhan ekonomi Lampung terus membaik dan telah kembali ke tingkat pertumbuhan pra-pandemi pada triwulan IV 2022. Pertumbuhan ekonomi Lampung pada keseluruhan tahun 2022 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021, ditopang oleh berlanjutnya pemulihan permintaan domestik di tengah termoderasinya kinerja komponen eksternal. \"Perkembangan tesebut juga akan tercermin dari peningkatan kinerja LU Pertanian dan LU Industri Pengolahan serta tetap tingginya LU Konstruksi, LU PBE, dan LU Transportasi dan Pergudangan. Namun demikian, pertumbuhan yang lebih tinggi pada triwulan I 2022 diperkirakan tertahan oleh pengetatan mobilitas yang dilakukan pemerintah daerah sebagai antisipasi penyebaran Covid-19 varian omicron, tercermin dari melandainya pertumbuhan IKK, IEK, dan %SBT SKDU,\" katanya. Selanjutnya Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Lampung Februari 2022 tercatat deflasi 0,38% (mtm), lebih rendah dari inflasi IHK Nasional dan Sumatera yang juga mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,02% (mtm) dan 0,23% (mtm). Secara tahunan, inflasi Provinsi Lampung tercatat 1,29% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan nasional dan Sumatera yang masing-masing tercatat sebesar 2,06% (yoy) dan 2,31% (yoy). \"Deflasi bulan ini bersumber dari penurunan harga telur ayam ras karena terbatasnya permintaan akibat peningkatan status PPKM di Provinsi Lampung ditengah pasokan yang relatif stabil. Selain itu, penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh Kementrian Perdagangan turut mendorong penurunan harga komoditas minyak goreng yang berdampak pada deflasi IHK Lampung,\" tambahnya. Pada kondisi normal, tekanan inflasi di Provinsi Lampung menjelang Hari Raya Idul Fitri dan Nataru mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya permintaan untuk angkutan antar kota, barang tahan lama, serta bahan makanan untuk perayaan hari raya. Pembatasan mobilitas dan kegiatan pada HBKN yang diterapkan Pemerintah pada tahun 2020 dan 2021 berdampak pada tekanan inflasi yang tidak sekuat pola musiman. Namun demikian, menjelang Nataru perlu tetap diwaspadai adanya risiko peningkatan permintaan dan keterbatasan pasokan. \"Peningkatan inflasi inti Provinsi Lampung pada triwulan I 2022 diperkirakan tertahan, dipengaruhi oleh tertahannya pemulihan permintaan masyarakat seiring dengan kembali diberlakukannya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dan level 2 di sejumlah kabupaten/kota. Akan tetapi, dari sisi eksternal, tren peningkatan harga emas sejak triwulan III 2021 dan tappering off menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan harga di kelompok inflasi inti,\" katanya. Inflasi VF pada triwulan I 2022 diperkirakan tertahan dibandingkan triwulan IV 2021, namun terdapat beberapa risiko inflasi memasuki periode HBKN Ramadhan dan Idul Fitri yang patut diwaspadai. Berlanjutnya peningkatan harga komoditas dunia turut berdampak pada peningkatan komoditas bahan pangan di Lampung. Selain itu, ketersediaan pasokan komoditas strategis perlu menjadi perhatian bersama seiring dengan meningkatnya permintaan menjelang Ramadhan, hal ini tercermin melalui SPH Bank Indonesia dimana terdapat peningaktan harga bahan pangan untuk beberapa komoditas strategis. \"Menjelang HBKN Idul Fitri, perlu dilakukan pengawasan intensif dari TPID untuk memastikan ketersediaan dan kecukupan pasokan terutama untuk komoditas yang terkendala pasokannya seperti minyak goreng. Memasuki tahun 2022, perkembangan pasokan komoditas strategis dari subsektor hortikultura seperti aneka cabai dan bawang merah serta bawang putih terpantau relatif terkendali ditopang oleh banyaknya pasokan dari luar Lampung jika dibandingkan tahun sebelumnya dikarenakan pasokan lokal yang masih defisit,\" tambahnya. Meski demikian, terdapat pasokan komoditas dengan permintaan yang diperkirakan meningkat menjelang HBKN Idul Fitri perlu mendapatkan perhatian. Tekanan inflasi pada kelompok AP triwulan I 2022 diprakirakan akan meningkat seiring dengan adanya kebijakan peningkatan tarif LPG dan Cukai Rokok. Selain itu, adanya ketegangan geopolitik global mendorong harga minyak dunia yang dapat mempengaruhi tekanan inflasi AP ke depan. Selain itu, memasuki periode HBKN Ramadhan dan Idul Fitri terdapat potensi peningkatan harga Angkutan Udara sesuai pola seasonalnya Menghadapi HBKN Ramadhan dan Idul Fitri, perlu dilakukan pendataan yang akurat dan terpadu terkait ketersediaan komoditas strategis, serta perlu disusun mekanisme pendistribusian komoditas strategis yang efektif dan efisien. Selain itu, TPID perlu secara rutin melakukan pemantauan harga dan operasi pasar serta terus mengkomunikasikan kepada masyarakat terkait kecukupan komoditas strategis agar tidak terjadi panic buying. \"Maka TPID memberikan rekomendasi, pertama melakukan Pendataan Terpadu Ketersediaan Komoditas Minyak Goreng Dari Produsen –maupun PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT. PPI). Kedua, menyusun mekanisme penyaluran / distribusi yang efektif dan efisien agar kebutuhan minyak goreng masyarakat dapat terpenuhi. Ketiga melakukan pemantauan harian pada pedagang besar dan retail serta melakukan operasi pasar murah untuk komoditas strategis. Terakhir meningkatkan komunikasi kepada masyarakat terkait kecukupan pasokan pangan strategis dalam menghadapi HBKN,\" tambahnya. Sementara Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setprov Lampung, Kusnardi mengatakan menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1443 H, Pemprov memastikan ketersediaan bahan pangan pokok strategis dapat terpenuhi selama bulan suci ramdahan dan hari Raya Idul fitri, Harga Relatif Stabil dan Pemerintah akan terus berupaya dalam mengantisipasi lonjak. \"Maka pemprov Lampung melakukan beberapa upaya pengendalian ketersediaan dan harga seperti mengadakan gelar pangan murah komoditas pangan strategis dengan melibatkan peran pelaku usaha/instansi terkait,\" beber Kusnardi. Melakukan koordinasi lintas sektor dengan para distributor untuk ketersediaan stok pangan strategis. Melakukan pemantauan untuk mengetahui ketersediaan dan harga pangan strategis pada sentra produksi dan pasar tradisional. \"Melakukan percepatan tanam padi untuk Masa Tanam per Kabupaten/Kota. Memanfaatkan Sumber air yang tersedia melalui pompanisasi, pipanisasi, waduk, embung, sumur dangkal, damparit dan long storage. Memanfaatkan lahan rawa lebak, lahan tadah hujan, dan lahan kering untuk tanam padi memanfaatkan lahan pekarangan untuk pangan lokal,\" tandasnya. (rma/yud)

Tags :
Kategori :

Terkait