radarlampung.co.id - Terkikisnya bibir sungai menyebabkan pemukiman di Pekon Sripurnomo, Kecamatan Semaka, Tanggamus kian terancam. Sejauh ini, sudah tiga rumah dipindahkan karena tanah tergerus.
Tokoh masyarakat Pekon Sripurnomo Mat Mihzar mengatakan, rumah tersebut dibongkar dan dipindahkan ke seberang jalan. \"Sekarang bekas lahan rumah warga itu sudah jadi aliran sungai,\" kata Mat Mihzar, kepada Radarlampung.co.id, Jumat (9/8).
Menurut dia, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, sudah puluhan meter tanah di bibir sungai yang terkikis. Penyebabnya, tidak ada tanggul permanen atau bronjong di sungai itu.
\"Dari dulu sampai sekarang, di Sungai Way Semaka ini memang nggak pernah ada bronjong. Jadi tanahnya terus terkikis. Dalam tiga tahun terakhir ini saja, sudah sekitar 60 meter ketebalan tanah yang tergerus air sungai,\" urainya.
Saat ini jarak sungai dengan perkampungan hanya tersisa sekitar lima meter. Kondisi ini membuat warga khawatir. Terlebih, bagian bawah tanah di sisi sungai sudah berongga.
\"Sekarang ini, sudah ada dapur warga yang sangat mepet dan hampir sejajar dengan aliran air sungai. Takutnya kalau banjir nanti, akan amblas dan rumah warga hanyut,\" ungkapnya.
Disamping kondisi tanggul yang terkikis, aliran sungai Way Semaka juga sudah terbagi menjadi dua. Satu jalur pada posisi semula ke arah hilir dan lainnya ke arah pemukiman warga.
\"Sungainya sudah dangkal. Jadi di tengah-tengah sungai itu ada sedimen yang berbentuk pulau sehingga aliran air sungai terbelah jadi dua,\" ungkapnya.
Aparat Pekon Sripurnomo Muslihin membenarkan kondisi sungai tersebut. Pihak pekon sudah mengajukan proposal ke Pemkab Tanggamus. \"Sudah kita ajukan proposal ke dinas terkait. Panjang tanggul yang kita ajukan sekitar 250 meter. Sekarang masih menunggu terealisasi. Mudah-mudahan secepatnya. Mumpung air lagi surut,\" katanya.
Dilanjutkan, aparatur dan masyarakat Pekon Sripurnomo bergotong-royong membuat tanggul darurat, agar aliran air bisa kembali seperti semula. \"Warga di sini lagi gotong-royong bikin tanggul darurat dari tumpukan karung berisi krokos. Ini untuk meminimalisir penggerusan tanah yang dekat pemukiman,\" ucapnya. (uji/ehl/ais)