UMKM dan Ekonomi Halal Diharapkan Jadi Pendongkrak Perekonomian

Minggu 20-09-2020,16:42 WIB
Editor : Ari Suryanto

RADARLAMPUNG.CO.ID - Berdasarkan data yang dihimpun Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Lampung, sampai triwulan II 2020, penyaluran kredit sektor UMKM tumbuh 3,87 persen (yoy). Namun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni sebesar 9,48 persen (yoy). Hal tersebut didorong oleh penurunan beberapa sektor ekonomi yang mendominasi kredit UMKM pada triwulan II 2020 --akibat dampak Pandemi Covid-19, yaitu sektor perdagangan besar kecil dan menengah, pertanian, serta industri pengolahan. Adapun penurunan jumlah penyaluran kredit UMKM tersebut juga diikuti dengan peningkatan risiko kredit yang tercermin dari meningkatnya rasio NPL UMKM dari 3,36 persen per Desember 2019 menjadi 4,56 persen di triwulan II 2020. Sementara itu, perbankan cenderung melakukan penyaluran kredit UMKM secara selektif dan secara proaktif melakukan restrukturisasi kredit sesuai POJK 11 tahun 2020 bagi debitur yang terdampak Covid-19 sehingga kualitas kredit dapat tetap terjaga. Penyaluran kredit pada korporasi juga tumbuh melambat pada triwulan II 2020 sebesar 3,52 persem (yoy) dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 4,21 persen (yoy). Namun demikian, Kepala KPw Bank Indonesia Lampung Budiharto Setyawan mengatakan, berdasarkan data diperoleh dari OJK, pengajuan restrukturisasi kredit kepada perbankan terus mengalami peningkatan. “Hingga 3 Juli 2020, jumlah pengajuan mencapai 127.159 debitur sengan baki kredit sebesar Rp7,49 triliun,” katanya. Lebih jauh dia mengatakan, UMKM dan ekonomi halal perlu menjadi pendorong penting pertumbuhan ekonomi ke depan. Ekonomi nasional lebih tahan dari gejolak global dengan pencipataan kerja besar dan inklusif. Untuk itu, perlu kebijakan afirmatif melalui pemberdayaan, korporatisasi, dan pembiayaan. “Kreativitas, digitalisasi, dan sinergi merupakan kunci untuk menciptakan nilai tambah dalam memajukan UMKM sebagai kekuatan baru perekonomian nasional di era digital,” katanya. Dia menyebutkan, yang pertama, kreativitas dengan meningkatkan nilai tambah produk UMKM. Kedua, digitalisasi melalui inisiasi UMKM Go Digital dan integrasi ekonomi keuangan digital melalui infrastruktur sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman dan andal. Ketiga, sinergi kebijakan nasional pusat dan daerah dengan memprioritaskan sektor-sektor, memperkuat model bisnis yang terintegrasi, dan secara end to end mendorong kemajuan UMKM. Bank Indonesia senantiasa mendukung Pemerintah menjadikan UMKM sebagai kekuatan baru perekonomian nasional. Untuk itu, secara rutin tahunan, Bank Indonesia menyelenggarakan salah satu event strategis Karya Kreatif Indonesia (KKI). Mengusungtema “Mendorong UMKM sebagai Kekuatan Baru Perekonomian Nasional di Era Digital” kegiatan ini diselenggarakan secara virtual melalui laman www.karyakreatifindonesia.co.id pada bulan Agustus hingga November 2020. “KPw BI Lampung juga turut berpartisipasi menghadirkan produk binaan, seperti tapis, batik, kerajinan tangan pada pameran virtual ini,” tambahnya. Tidak hanya UMKM secara umum, adaptasi merupakan kunci bagi pelaku usaha syariah agar dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19. Pelaku usaha syariah perlu melakukan adaptasi dengan kebiasaan baru, termasuk pemanfaatan teknologi dalam pelaksanaan transaksi serta aspek higienis dari produk yang dihasilkan. Dalam mendukung ekonomi halal, Bank Indonesia juga kembali menyelenggarakan event strategis Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) secara virtual melalui laman www.isef.co.id sejak tanggal 7 Agustus hingga puncaknya pada tanggal 27-31 Oktober 2020. Sebagai rangkaian dari ISEF, Bank Indonesia juga menyelenggarakan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) salah satunya untuk Regional Sumatera yang akan diselenggarakan di Sumatera Barat. KPw BI Lampung turut berpartisipasi menyekenggaran kegiatan Festival Lampung Syariah (FLASH) yang merupakan kegiatan Road to FESyar Regional Sumatera. Seluruh rangkaian kegiatan FLASH diselenggarakan secara virtual pada 3-5 September 2020, dengan tema Penguatan Konektivitas Ekonomi Syariah sebagai Pendorong Ekonomi Daerah Lampung. Bank Indonesia juga mendorong pemanfaatan QRIS sebagai salah satu upaya peningkatan efisiensi sistem pembayaran dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Selama pandemi COVID-19, penggunaan QRIS ditingkatkan untuk mendukung perdagangan ritel, kegiatan sosial keagamaan, serta kesehatan. Beberapa bentuk dukungan yang diberikan, antara lain penetapan MDR merchant mikro sebesar 0 persen hingga September 2020 dan 0 persen untuk sosial keagamaan, pendaftaran merchant secara online, sosialisasi secara virtual dan sosial media, sert aperluasan fitur QRIS tanpa tatap muka. KPw BI Lampung juga mendorong implementasi QRIS antara lain di pasar tradisional, rumah sakit, tempat wisata. KPw BI Provinsi Lampung juga melakukan on boarding UMKM yang menghubungkan UMKM binaan dan mitra dengan sejumlah e-commerce. “Seluruh program yang dilakukan Bank Indonesia ini merupakan salah satu bentuk dukungan kepada program pemerintah yakni Gerakan Bangga Buatan Indonesia dimana UMKM binaan dilibatkan pada seluruh kegiatan ini,” pungkasnya. (ega/sur)

Tags :
Kategori :

Terkait