Oleh Rini Tri Utami* *Mahasiswi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Lampung/Fungsional Penyuluh DJP RADARLAMPUNG.CO.ID-Saat ini dunia sedang mengalami revolusi industri kelima atau biasa disebut society 5.0 yaitu ketika industri mulai menyentuh dunia virtual, dalam bentuk konektivitas manusia, mesin dan data, yang dikenal dengan istilah Internet of Things (IoT). Industri 5.0 telah memperkenalkan teknologi produksi massal yang fleksibel, mesin akan beroperasi secara independen atau berkoordinasi dengan manusia, mengontrol proses produksi otomatisasi dan sinkronisasi waktu dengan melakukan penyatuan dan penyesuaian produksi. Salah satu karakteristik unik dari industri 5.0 adalah pengaplikasian kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Perubahan teknologi tersebut tak lain adalah untuk meningkatkan produktivitas hajat hidup orang banyak. Terjadinya pandemi covid-19 sejak awal 2020 telah memaksa kehidupan kita dalam percepatan pemanfaatan teknologi. Hal ini terjadi karena terjadi pembatasan fisik maupun sosial antar manusia yang mengakibatkan keharusan bagi kita untuk mengandalkan mesin dan teknologi dalam menyelesaikan segala urusan. Dengan segala bentuk kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi digital, tak sedikit pula pihak-pihak yang merasakan resisten dan pesimistik dalam menghadapi era industri 5.0 ini. Salah satunya adalah adanya kekhawatiran yang ditimbulkan bahwa dengan adanya perkembangan teknologi digital yang sangat pesat ini akan serta merta menggantikan fungsi manusia dalam melakukan berbagai tugas karena telah digantikan oleh mesin seperti contohnya adalah berkurangnya tenaga kasir dan penjaga toko ketika industri perdagangan dan ritel beralih menjadi toko online melalui marketplace yang menjamur di kalangan pengguna internet. Namun di sisi lain, keadaan ini juga menyediakan lapangan pekerjaan baru yang menyajikan potensi penghasilan yang cukup tinggi seperti dengan menjamurnya toko online maka peluang bisnis jasa pengiriman juga meningkat pesat. Hal ini tentunya menjadi sebuah ceruk yang harus disikapi dengan jeli dan bijaksana. Menjawab segala keresahan-keresahan yang terjadi tersebut diperlukan peran pemerintah yang nyata. Karena pada dasarnya tugas pemerintah adalah menyelesaikan masalah di tengah masyarakat melalui sebuah keputusan. Tentunya keputusan yang diambil tidak lepas dari tujuan mulia yaitu menciptakan kesejahteraan dan keadilan masyarakat. Salah satu tugas negara adalah mempersiapkan SDM yang unggul untuk menyongsong Indonesia Emas 2045 yaitu pada 100 tahun kemerdekaan NKRI, di mana pada saat itu diprediksikan bahwa negara kita mendapatkan bonus demografi. Bonus demografi adalah sebuah fenomena yang langka karena hanya akan terjadi satu kali yaitu ketika proporsi penduduk usia produktif berada lebih dari dua pertiga jumlah penduduk keseluruhan. Membangun manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya merupakan hakikat pembangunan yang dicanangkan pemerintah karena manusia merupakan komponen utama dalam berlangsungnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbicara tentang pembangunan manusia, komunikasi merupakan bagian integral dari proses pembangunan masyarakat menghadapi tantangan era revolusi industry 5.0. Karena membangun manusia seutuhnya membutuhkan proses yang melibatkan pengoperasian komunikasi untuk keberlangsungannya. Pemerintah sebagai penentu kebijakan dan pembuat regulasi tentunya tidak akan dapat menciptakan aturan dan kebijakan yang berkeadilan sosial jika dalam prosesnya tidak melibatkan komunikasi secara konvergen. Model komunikasi timbal balik yang terjadi antara pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan masyarakat haruslah dijembatani melalui media yang relevan dengan kondisi era masyarakat digital seperti saat ini. Melalui internet dan media sosial, pemerintah semestinya mampu memanfaatkannya dalam menyampaikan segala kebijakan dan menyaring aspirasi masyarakat dengan lebih cepat dan mudah. Sementara Big data bermanfaat pada sistem pemerintahan untuk mempercepat pelaksanaan program pemerintah. Big Data juga dapat berupa pemanfaatan untuk program pemerintah, memberdayakan warga untuk meningkatkan transparansi dan partisipasi semua pemangku kepentingan. Di sisi lain peran pemerintah juga perlu terus melanjutkan secara sistemik untuk melahirkan SDM digital serta menciptakan ekosistem digital. Tentunya hal ini tak lepas dari pendidikan yang melek akan teknologi digital serta mendorong masyarakat untuk meningkatkan literasi digital. Pendidikan teknologi informasi saat ini seyogyanya menjadi salah satu kurikulum mendasar selain pendidikan karakter yang harus dikedepankan pada lembaga pendidikan, bukan sekedar hanya menjadi pelajaran tambahan ataupun muatan lokal yang sifatnya tidak wajib karena di era saat ini, kita tidak memiliki pilihan lain kecuali bersikap adaptif terhadap perkembangan teknologi digital. Di saat yang sama, pemerintah harus terus melanjutkan pembangunan infrastruktur digital, membuat kebijakan dan regulasi yang mendorong pertumbuhan industri teknologi informasi yang efisien dan progresif. Untuk itu saat ini penting bagi negara melalui pemerintah untuk memahami dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya kreatif yang mengarah ke terwujudnya SDM yang unggul dalam menghadapi era digital. Maka akan menjadi sebuah kerugian jika kemajuan teknologi dan bonus demografi yang ada tak mampu diolah dan dimanfaatkan dengan baik. (*)
Membangun Manusia Tangguh Menghadapi Era Society 5.0
Senin 13-12-2021,20:30 WIB
Oleh: Widisandika
Kategori :