Menjaga Trah Nama Leluhur, Jadikan Bandarlampung Baru

Jumat 19-06-2020,13:38 WIB
Editor : Widisandika

radarlampung.co.id– Bincang Bersama Bang Aca yang tayang di Radar Lampung TV terus menghadirkan sosok-sosok menarik. Kali ini, Bang Aca –sapaan akrab Chairman Radar Lampung Hi. Ardiansyah– mewawancarai bakal calon wali kota Bandarlampung Rycko Menoza bagaimana membangun Bandarlampung Baru sesuai tagline-nya. Dalam dialog tersebut, anak mantan Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P. ini mengaku jika dirinya sudah hampir mengantongi rekomendasi dari Partai Golkar. Ia pun bersama balon kepala daerah asal kabupaten/kota lain sudah diminta ke DPP untuk pembahasan lebih lanjut. Namun, kata Rycko, dengan bermodalkan enam kursi di legislatif belum cukup mengusungnya menjadi kontestan pilwakot. Sehingga, menurutnya, memerlukan koalisi. ’’Artinya tetap memerlukan komunikasi baik di tingkat daerah maupun pusat. Dan, upaya tetap kita lakukan. Insya Allah sebagai syarat pencalonan, dari sisi pemenuhan kursi bisa tercapai,” harapnya.   Bagaimana tentang nama Anda juga disebut calon kuat kandidat dari PDI Perjuangan? Pria yang karib disapa Bung Rycko ini mengaku mengikuti proses penjaringan di beberapa partai politik (parpol), termasuk di PDI Perjuangan. Sampai saat ini juga, partai itu belum mengeluarkan rekomendasi secara final terhadap salah satu sosok yang mendaftar penjaringan. ’’Sebagai orang yang dulu juga diusung PDIP, ya bisa saja,” katanya.   Lantas bagaimana saat pencalonan di Lamsel untuk kedua kalinya, Anda tidak diusung PDI Perjuangan dan banyak yang bilang Anda pengkhianat karena berpindah ke Golkar? ’’Saya kira namanya politik. Saat itu dengan segala kerendahan, saya tetap harus menghadapi apa pun yang terjadi. Tentunya ini bisa dijadikan pelajaran yang berharga,” ujarnya.   Mengapa tidak menjadi kontestan pilkada di Lampung Selatan saja? Ia mengatakan, sebagai pemuda, tentu dirinya ingin melakukan suatu hal yang baru, juga mengaku pernah ditempa sebagai kepala daerah yang luas wilayah dan kondisi masyarakat yang berbeda dengan perkotaan. ’’Untuk wajah Lampung, Bandarlampung menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Kalau Bandarlampung ini baik, tentunya jadi cerminan daerah lain. Saya kira saya mencoba melakukan terobosan baru di Bandarlampung. Mudah-mudahan segala pengalaman di Lampung Selatan minimal bisa menjadikan pelajaran berarti menjadikan Bandarlampung suatu kota yang disegani,” harapnya. Dia mengatakan Bandarlampung bukan hal yang baru baginya. Sang Ayah, sampai leluhurnya pun pernah bertugas di Bandarlampung. ’’Almarhum kakek saya juga dari Kedaton.  Tentunya ini menjadi modal investasi yang juga tidak bisa disia-siakan begitu saja. Kakek saya penah mennjadi Bupati Lamsel, Wali Kota, dan Bupati Lampung Utara. Intinya, bagaimana Bandarlampung hari ini harus bisa mengambil keuntungan dalam tanda kutip. Gubernurnya juga dari Golkar, tentunyua sinergitas bisa akan semakin terbangun,” kata dia.   Saat pencalonan kedua di Lamsel, Anda incumbent, mengapa bisa kalah? Apa pelajaran yang bisa diambil? Sukses atau tidaknya seseorang, menurutnya, bergantung dari ketetapan Allah SWT. Karenanya terkadang memang dalam perpolitikan bisa saja terjadi hal yang di luar dugaan.  ’’Apa yang sudah kita hitung di atas kertas bisa berubah. Entah karena masyarakat yang menginginkan perubahan pemimpin, tentunya ini juga ketetapan Tuhan. Kalau saya tetap di sana juga kan saya tidak bisa mencoba di Bandarlampung. Saya kira pada saat itu, saat penetapan pleno KPI, sudahlah. Ini keputusan Tuhan,” katanya.   Anda merupakan sosok keturunan dari trah pemimpin di Lampung, apa itu tidak menjadi beban? Rycko pun mengaku merasakan hal itu. Karenanya tanggung jawab membangun daerah dan meneruskan trah kepeimpinan yang lebih baik akan dilakukannya. ”Ini tentu punya tanggung jawab besar ya. Sebagai anak tertua juga, saya memiliki jarak yang cukup jauh dengan ayah saya. Sebagai keluarga, tentunya ambil saja hikmahnya. Bagaimana menjaga dan memelihara nama besar ini, kalau bisa lebih baik. Keluarga kan pinginnya gitu. Tapi saya kembali lagi, ya ketika Tuhan memberikan cobaan, saya kira saya ambil positifnya,” kata dia.   Bagaimana tagline Bandarlampung Baru? Pertama, kata Rycko, adalah bersih. Bagaimana melihat Bandarlampung yang menjadi salah satu persoalan mencoloknya adalah sampah. “Ini satu hal yang belum bisa teratasi. Di Lamsel, kita selalu Adipura. Karena banyak dampak negatif yang ditimbulkan ketika sampah ini tidak dikelola dengan baik. Bisa menyebabkan banjir dan persoalan lain. Tentunya persoalan krusial ini akan menjadi prioritas. Segala persoalan sampah dan turunannya,” kata dia. Termasuk di dalamnya persoalan infrastruktur kota. Menurutnya tidak cukup hanya membangun flyover. ”Betul itu solusi memangun kemacetan. Tapi lebih penting juga bagaimana tata ruang, bagaimana hak pejalan kaki, dan drainase perkotaan. Saya mengambil contoh di Surabaya yang membuka lebar akses drainasenya. Kalau hujan enggak ada lagi genanagan air yang akhirnya merusak infrastruktur yang sudah dibangun. Hendaknya Pemkot juga menata, jangan semua perbukitan diberikan izin digerus dengan mudah sehingga tidak ada daerah resapan air dan penghijauan,” tambahnya. “Satu sisi keindahan alam menjadi daya tarik wisata, selain itu harus memikirkan bagaimana ekosistem yang ada di sini. Ruang terbuka hijau minmal ada di setiap kecamatan. Anak muda dan masyarakat berkumpul. Saya rasa tidak mudah, sebab perangkat ASN-nya tidak seperti di kabupaten. Misal, lurah itu kan dipilih bukan dari rakyat seperti kades,” tambahnya lagi. Untuk mencapai hal itu, kata Rycko, semua pihak harus duduk bersama. Mulai dari pemerintah, tokoh, swasta, serta unsur lain. “Semua pihak mesti duduk bareng. Peran swasta bisa mudah mengundang bisa lebih maju. Terkait sampah, Pak Gubernur juga sedang mencari lahan. Ini kan tidak hanya persoalan Bandarlampung, bisa dibicarakan dengan Pesawaran dan Lampung Selatan misalnya,” jelasnya. Dia juga menyinggung soal tataruang, dimana zaman Eddy Sutrisno sebagai Wali Kota, Bandarlampung sempat ingin mengedepankan Water Front City-nya di Teluk Betung. “Mulai kita tata kawasan pesisir ini dari Srengsem hingga perbatasan Pesawaran. Bicara Bandarlampung kan ada Tanjungkarang ada Telukbetung. Saat ini pemangunan menohok di Tanjungkarang saja. Bagaimana pemerataan bisa di Telukbetung, jika pariwisata bangkit tentunya akan menambah pundi PAD,” ucapnya. Kemudian yang kedua adalah Aman. Dalam arti tidak terjadi tindak kriminalitas. Namun, persoalan ini harus dicarikan solusi yang mengakar. Sebab, dia menganggap persoalan kriminalitas tinggi berkaitan dengan kesejahteraan. ”Untuk itu, kuncinya menciptakan lapangan pekerjaan. Kalau warganya sudah sibuk dengan bekerja mencari nafkah, ini angka kejahatana kan menurun. Kemudian, keamanan dalam arti daerah untuk medatangkan investor. Bagaiamana membuat proses perizinan yang cepat. Investasi di Bandarlampung ini yang menggeliat kan hotel, restoran itu bisa mendongkrak PAD nantinya. Sebab yang saya rasa hari ini pun masih banyak terjadi pungli. Ini harus ada reformasi,” nilainya. Selanjutnya religius. Menurutnya dalam hal keagamaan tentunya ada hal-hal yang bakal dikedepankan. Misalnya dalam program peningkatan keimanan dan ketakwaan. “Untuk yang muslim bisa dengan umroh gratis, kemudian agama-agama lain juga mendapatkan porsi. Seperti di Lamsel sudah saya lakukan. Jadi tidak boleh hanya satu kelompok majelis atau pengajian saja, tapi merata. Karena, berbeda bisa memunculkan kekuatan dan kekompakan,”ujanya. Jika semua unsur program dari Bandarlampung Baru sudah tercapai, lanjutnya, terakhir adalah unggul. Kota Tapis Berseri ini harus unggul dalam segala bidang.  ”Unggul dalam hal transportasi misalnya. Bagaimana mengedepankan moda transportasi umum. Saya kira di kota besar di seluruh dunia pasti pemerintahnya menyediakan moda transportasi umum. Saat ini kan masyarakat sudah dimanjakan transportasi online. Bagaimana mendorong untuk menggunakan transportasi umum,”ucapnya. Jika semua sudah terwujud, ke depan ia memimpikan Bandarlampung ini sama halnya dengan di Hongkong. ”Sebab modal alamnya sudah ada. Tinggal bagaimana penataan SDM-nya saja,” katanya.   Dalam Polling Radar Lampung, Rycko Pernah Teringgi, dengan 33 Persen Suara, bagaimana tanggapannya? ’’Saya kira saya bersyukur masih tempat teratas, mudah-mudahan ini menjadi modal untuk terus menunjukkan apa yang diharapkan masyarakat. Mudah-mudahan pada saat sudah jadi calon, masyarakat juga bisa lebih fokus lah menguliti program yang bisa diharapkan agar Balam menjadi lebih baik,” harapnya.   Money politics, bagaimana komitmen Anda? Rycko menilai masyarakat di perkotaan lebih memiliki pendidikan politik yang baik. Di mana bisa menilai dengan objektif, mana yang lebih baik untuk dijadikan pemimpin. ’’Porsi masyarakat untuk melihat objektivitas dan kapabilitas lebih tinggi ya, meskipun di tengah pandemi ini terjadi gejolak ekonomi. Yang pasti saya menginginkan masyarakat bisa cerdas dengan memilih dengan melihat apa yang ditawarkan para calon dalam hal program. Bisa melihat track record-nya lah,” tandasnya.   Anda Ketua Pemuda Pancasila Provinsi Lampung, bagaimana menghindari gesekan publik terkait pilwakot? ’’Saya kira kader PP (Pemuda Pancasila) saat ini tidak seperti dulu. Harus menyesuaikan perkembangan zaman. Semua harus bersikap positif apa pun hasilnya. Di berbagai pertemuan, saya selalu meminta agar tidak terpancing dengan hal-hal provokatif. Insya Allah bisa lebih baik,” katanya. (abd/c1/rim)

Tags :
Kategori :

Terkait