Cerita Dibalik Melati Putih Bangsa, Kaum Kartini Milenial

Jumat 17-04-2020,17:13 WIB
Editor : Widisandika

Namun, tuntutan ekonomi serta harapan untuk memperbaiki hidup membuat mereka tidak ingin cepat menyerah. Berbagai pengalaman selama bekerja pun sulit dilupakan dan menjadi cerita yang menarik untuk dikenang. Salah satunya, seperti yang dirasakan Yulia Fitri yang sudah 7 tahun menjadi Bankir Pemberdaya.

Di tempat jauh dari rumah, tidak menyurutkan niat Yulia untuk terus berjuang mencari nasabah. “Sekali waktu pernah saya mau pulang dari Rawajitu ke Unit II, karena sudah kemalaman, akhirnya terpaksa nebeng Fuso yang lewat sama teman. Tapi itu menjadi pengalaman juga buat saya,“ katanya.

Tidak hanya pengalaman berharga untuk dikenang, menjadi Bankir Pemberdaya dan berurusan langsung dengan nasabah dari kalangan keluarga pra-sejahtera juga memberikan banyak pelajaran hidup bagi Yulia dan teman-temannya.

Ade Irma Suryani misalnya, selama hampir 2 tahun menjadi Bankir Pemberdaya, dirinya banyak mendapatkan inspirasi usaha dari para nasabah yang ditemuinya di lapangan. Hal itu jelas menjadi bekal bagi dirinya ketika Irma nantinya tidak mampu lagi bekerja di lapangan.

“Usaha tukang jahit misalnya, ilmu yang saya dapat dari nasabah itu saya sampaikan ke kakak saya yang kebetulan punya hobi menjahit dan alhamdulillah sekarang bisa membuka usaha menjahit yang berproduksi setiap hari,“ tandasnya.

Menurut mereka, menjadi Bankir Pemberdaya merupakan pekerjaan yang menyenangkan Dimana mereka tidak hanya dapat mewujudkan mimpi mereka untuk bersekolah atau memperbaiki keadaan ekonomi keluarga, namun juga membantu para nasabah mewujudkan mimpi mereka dan memiliki usaha mandiri. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait