RADARLAMPUNG.CO.ID - Sebuah video yang menunjukkan kamar kos dipenuhi sampah, viral di aplikasi Tik Tok. Informasi yang dihimpun, kamar tersebut dihuni salah seorang mahasiswa perguruan tinggi di Lampung. Dalam video berdurasi 21 detik yang diunggah akun @Dhefar_ong tersebut, terlihat pintu kamar kos bercat cokelat dibuka. Di dekat pintu, terlihat tumpukan buku. Ketika pintu terbuka semakin lebar, terlihat tumpukan kotak dari makanan cepat saji dan minuman di antara kasur. Pemilik akun Tik Tok juga menyertakan narasi untuk menggambarkan suasana kamar yang terlihat seperti tempat sampah tersebut. \"Lihatlah yang terjadi pada kamar ini guys. Sungguh menjijikkan. Ini adalah tumpukan-tumpukan sampah. Ini adalah tetangga kos gue. Dia masih muda. Masih kuliah. Penjaga kos sempat curiga, setiap dia beli makanan dan minuman nggak pernah lihat dia buang sampah. Di saat dia nggak ada, penjaga kos pun membuka pintu kamarnya. Lihatlah guys. Berarti selama ini dia tidur bersama sampah-sampahnya guys.\" Ketika dikonfirmasi melalui direct message, Kamis (11/3), Dhefar_ong membenarkan ia yang meng-upload video tersebut. Sang penghuni kamar sudah pindah sekitar sepekan lalu. \"Iya. Kosannya daerah Kedaton, Bandarlampung. Tapi sekarang udah dibersihin. Orangnya juga udah pindah,\" tulis Dhefar_ong. Saat ditanya, identitas pemuda yang menghuni kos tersebut, dirinya mengaku tidak mengetahuinya. \"Nggak tau asal mana. Soalnya anaknya nggak suka bergaul. Dia tertutup banget. Dia udah setahunan di sini. Kata penghuni kos sini, dia mahasiswa kedokteran. Tapi dimananya, kurang tau,\" ujarnya. Sementara psikolog Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung A. Retnoriani mengungkapkan, fenomena tersebut dinamakan hoarding disorder. Di mana penderita memiliki gangguan kecemasan jika tidak menumpuk barang yang sudah tak terpakai. \"Disorder ini kita anggap fase gangguan. Kalau melihat dugaannya, sudah satu tahun tidak membuang sampah, itu seperti kecemasan bila dikeluarkan dan kepuasan jika menumpuk sesuatu. Biasanya bersamaan dengan pikiran ini bisa dimanfaatkan lagi,\" kata A. Retnoriani. (mel/ais)
Kategori :