Dapur Dif_able, Cafe Unik Ramah Lingkungan

Jumat 05-03-2021,18:13 WIB
Editor : Ari Suryanto

RADARLAMPUNG.CO.ID - PLN Peduli bersama Yayasan Langit Sapta Lampung, dan komunitas sahabat difabel Lampung menginisiasi sebuah tempat makan yang karyawannya dari teman-teman difabel. Dapur dif_able tersebut terletak di Jalan Diponegoro bersebelahan dengan PLN UP3 Tanjungkarang. GM PLN UID Lampung Pandapotan Manurung menyampaikan, pembukaan dapur dif_able tersebut tentunya membuthkan waktu, dan proses yang cukup lama. \"Sehingga, ketika ini sudah memulai, jangan pernah berhenti di tengah jalan. Semangat terus, dan sukses,\" katanya, Jumat (5/3). Dijelaskannya, ide didirikannya dapur tersebut berawal dari bangunan yang kurang dipergunakan yang saat ini akan dibangun untuk sarana edukasi kelistrikan bagi masyarakat, dan pelajar. Karena, bangunan tersebut besar, dan masih ada ruang yang cukup, akhirnya terfikirkan memberikan tempat untuk teman-teman difabel membuka rumah makan. \"Sebelumnya saya sudah mencoba masakannya, hanya waktu itu mereka belum lunya tempat. Saran dari kawan-kawan akhirnya kita pinjamkan kepada mereka. Jadi, nanti di belakang ada semacam museum kelistrikan, dan di depannya ada cafe untuk nanti para pengunjung, maupun masyarakat yang ingin mencoba menu di sini,\" ujarnya. Ketua Yayasan Langit Sapta Lampung sekaligus Ketua Forum CSR Lampung Veronika Saptarini mengatakan, tempat makan tersebut dinamakan dapur dif_able. Dijelaskannya, nama dapur dalam artian luas bisa sebagai tempat mengolah apapun. Sehingga, di dapur ini bisa menjadi tempat mengolah ide, inovasi, dan kreativitas. \"Dan juga bisa sebagai sarana bersosialisasi bagi teman-teman difabel dengan masyarakat,\" katanya saat soft.opening sekaligus perpisahan GM UID Lampung yang dipindahtugaskan ke Medan. Ketua Komunitas Sadila Lampung Etik Mudmainah (24) menuturkan, selain mendapatkan pelatihan dari Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI) Lampung, chef dari Bukit Randu, dan dukungan dari Yayasan Langit Sapta Lampung, Sadila juga mendampingi teman-teman difabel saat proses dalam mengembangkan kemampuan di tata boga. \"Dulu saat pertama, memotong sayur saja masih kasar, goreng bawang masih gosong. Tapi semua kan butuh proses yang cukup lama, sampai akhirnya sekarang teman-teman difabel siap untuk hari ini,\" ujarnya. Ia menambahkan, dapur tersebut juga berkonsep ramah lingkungan. Di mana, tempat duduk, dan pintu yang terbuat dari bekas haspel atau gulungan kabel PLN yang diolah lagi. \"Harapannya juga dapur ini sebagai impian dari teman-teman difabel yang suka di bidang kuliner,\" pungkasnya. Menu yang disajikan antara lain, nasi jeruk, nasi kuning, nasi jahe, dan nasi kopi. Terdapat juga varian mie, makanan kecil, dan juga berbagai minuman. \"Minumannya ada wedang jahe, beras kencur, sereh, kopi juga ada. Minuman kesehatan akan disajikan dengan gelas tradisional dari alam,\" ucapnya. (rur/sur)

Tags :
Kategori :

Terkait