radarlampung.co.id - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung (Unila) menuntut kepada Senat ataupun panitia Pemilihan Rektor (Pilrek) periode 2019-2023 untuk memverifikasi seluruh tahapan.
Selain itu, mereka juga meminta untuk diadakan dialog terbuka calon Rektor bersama mahasiswa untuk mendengarkan aspirasi mengenai kondisi Unila saat ini.
Presma BEM KBM Fajar Agung Pangestu mengatakan, pihaknya merasakan keresahan atas pemilihan Rektor yang saat ini tengah dilaksanakan. Sebab menurutnya, rektor baru merupakan harapan baru untuk Unila mencapai visinya.
\"Kita berharap, rektor yang terpilih bukan melalui politik transaksional. Kami saat ini berkomitmen untuk mengawal setiap proses pemilihan rektor,\" katanya, Senin (26/8).
Sementara itu, Ketua Senat Unila Heryandi menuturkan, seluruh tahapan pada proses Pilrek telah berkonsultasi dengan Kementerian Ristek dan Dikti, termasuk mundurnya jadwal pemaparan visi dan misi yang seharusnya dilaksanakan pada 26 Agustus mundur menjadi 30 Agustus 2019.
\"Semua jadwal serta tahapan sudah kita konsultasikan ke Kementerian. Karena setiap prosesnya kita selalu konsultasikan ke Kementerian agar nantinya tidak ada masalah,\" ucapnya.
Terkait tuntutan mahasiswa untuk adanya dialog terbuka antara mahasiswa dengan para calon Rektor, Heryandi mempersilahkan kepada mahasiswa untuk menjadwalkan kegiatan tersebut di luar jadwal yang telah disusun Senat.
\"Kalau mahasiswa inisiatif untuk mengundang calon-calon ini untuk berdiskusi atau berdialog melalui senat, silahkan saja,\" pungkasnya. (rur/kyd)