Di Tubaba, Petani Beralih Tanam Palawija, Ini Sebabnya

Selasa 02-06-2020,01:23 WIB
Editor : Widisandika

radarlampung.co.id--Pasca panen padi musim tanam pertama (rendeng) sawah teknik irigasi usai, petani di Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) kompak beralih ke tanaman lain agar lahannya tetap menghasilkan. Petani berharap dapat melakukan tanam padi kedua (gadu) tahun ini, namun tidak memungkinkan lantaran akan ada perbaikan jaringan irigasi. Akhirnya, tanaman palawija menjadi pilihan utama petani dalam memanfaatkan lahannya sembari menunggu musim rendeng berikutnya. Di wilayah Kecamatan Tulangbawang Udik misalnya. Puluhan hektar sawah kini sudah ditanami berbagai jenis palawija. Ada yang menanaminya singkong, jagung, ubi jalar, bahkan ada juga yang mencoba menanam kacang tanah. Selain itu, sebagian petani juga memilih untuk bercocok tanam sayuran, seperti sawi dan kangkung, serta jenis sayuran lainnya. “Dari pada lahannya nganggur mas, lebih baik dimanfaatkan untuk palawija yang menurut kami cukup menjanjikan hasilnya,\"ungkap Cipto (43), salah seorang petani, Senin (1/6). Dia dan petani lainnya tidak mau lagi nekat menanam padi gadu seperti tahun lalu. Sebab menurutnya, percuma saja karena pasokan air tidak akan maksimal dan akhirnya terputus ditengah jalan.\"Tahun lalu, kami sudah tahu tidak ada gadu, tapi kami nekat karena air irigasi masih mengalir dan juga masih sering hujan. Akhirnya apa, tanaman padi rusak dan lahan pun terbengkalai,\" kata dia. Berkaca dari pengalaman tersebut, para petani akhirnya sejak awal setelah panen rendeng selesai langsung memutuskan menyiapkan lahan untuk ditanami palawija.\"Kalau palawija tidak bergantung pada air irigasi. Yah dari pada rugi seperti tahun lalu, sudah rugi uang untuk bibit dan biaya bajak, rugi tenaga juga. Kalau ini tinggal merawatnya dan mudah-mudahan panennya bagus,\" harapnya. Hal senada juga diungkapkan Edi Waluyo (37) petani lainnya. Warga Tiyuh Marga Kencana ini memanfaatkan lahan sawahnya denga menanam singkong dan kacang tanah.\"Menanam singkong sebenarnya ya untung-untungan juga, karena sampai musim rendeng berikutnya usianya masih muda dan tetap harus dipanen karena mau ditanami padi. Yang jelas harganya biasanya beda dengan singkong peladangan. Tapi lebih baik itu dari pada tidak ada hasil,\"ulasnya. Sedangkan untuk kacang tanah, dia mengaku masih sekedar mencoba. Selain masa tanam hingga panen hanya membutuhkan waktu sekitar 3 bulan, harga jualnya juga cukup menjanjikan.\"Mudah-mudahan baik singkong ataupun kacang tanah yang kami tanam tumbuh dengan baik dan berbuah banyak. Tidak hanya itu, kami juga berharap harga jualnya nanti tinggi,\"imbuhnya. (fei/rnn/wdi)

Tags :
Kategori :

Terkait