radarlampung.co.id - Sebanyak 289 Industri Kecil Menengah (IKM) di Kota Bandarlampung akan mendapatkan bantuan peralatan dari pemerintah pusat. Bantuan bersumber dari Dana Intensif Daerah (DID) senilai sekitar Rp1,5 miliar.
Sekretaris Dinas Perindustrian Kota Bandarlampung Saprilsyah mengatakan, kucuran dana itu, diberikan dalam bentuk barang atau peralatan bagi IKM. Ini gunanya untuk membangkitkan IKM yang tengah terpuruk diterpa dampak pandemi Covi-19.
“Jadi pasca Covid-19, Dinas Perindustrian Bandarlampung ada dana dari DID yang akan dibagikan kepada sekitar 289 IKM. IKM yang akan menerima bantuan peralatan tersebut diantaranya perbengkelan, sulam usus, batik, tapis, kopi, keripik dan lainnya,” katanya, Kamis (18/6).
Adapun syarat-syarat bagi IKM yang akan mendapatkan bantuan tersebut di antaranya harus memiliki KTP Bandarlampung, NPWP dan telah memiliki kartu keluarga (KK). Lalu, IKM tersebut sudah beroperasional sekitar satu tahun lebih.
“Jadi maksud pemerintah ini kita memberikan bantuan-bantuan peralatan itu supaya IKM itu memproduksi lebih baik secara kuantitas dan kualitasnya. Yang menerima bantuan ini juga, merupakan IKM yang tergabung di sentra hasil binaan Dinas Perindustrian Bandarlampung,\" ujarnya.
Dia menyebutkan, pihaknya saat ini tengah melakukan survei dan pendataan oleh petugas lapangan untuk memverifikasi apakah memenuhi syarat atau tidak kepada lebih kurang 300-an IKM. “Nanti akan didata jika ada IKM yang misalnya tidak memenuhi syarat maka kita coret dan digantikan dengan yang lain,” terangnya.
Jumlah itu, berdasarkan jumlah IKM yang mengajukan. Diperkirakan akan bertambah banyak. Dia menerangkan bahwa untuk pengadaan barang dan jasa bantuan peralatan tersebut tentunya akan melalui tahap lelang. “Insyaallah akhir tahun atau sekitar bulan September atau Oktober pengadaan akan dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian sebagai leading sektornya,” katanya.
Pengadaan anggarannya sendiri sekitar Rp1,5-Rp1,6 miliar untuk pembelian alat-alatnya misalnya peralatan kopi akan diberikan seperti alat roasting kopi, perbengkelan diberikan kompresor, kaos diberikan alat print dan lainnya. “Jadi bantuan peralatan yang diberikan itu memang sesuai dengan kebutuhan dari pelaku-pelaku IKM tersebut,” ucapnya.
Saprilsyah menjelaskan, pada awalnya dalam pemberian bantuan peralatan direncanakan hanya diberikan kepada 169 IKM saja. Akan tetapi lantaran akibat wabah Covid-19 ini, banyak IKM mengalami keterpurukan, akhirnya anggaran atau kuota penerimanya ditambah.
“Jadi semula akan dibantu 169 IKM, sekarang menjadi 289 IKM dengan total dana yang dianggarkan sekitar sebanyak Rp1,8 miliar karena misalnya sebesar Rp200 juta itu dibutuhkan untuk ATK, operasional ke lapangan untuk pendataan, Penjabat Pembuat Komitmen (PPK), dan honor-honor PPK dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK),” jelasnya.
Dia berharap dengan adanya bantuan itu, IKM khususnya di wilayah Bandarlampung akan meningkatkan produksinya dan sekaligus hasil produksinya dari pada sebelum-sebelumnya. (apr/yud)