radarlampung.co.id- Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung kembali melahirkan satu doktor. Sebelumnya, FEB Unila juga telah meluluskan Dr. Zaidirina yang merupakan doktor pertama Unila di Bidang Pemintan Manajemen dan Akuntansi. Selasa, (22/10), Kepala Pusdiklatwas BPKP Jakarta Sally Salamah resmi menjadi doktor kedua yang berhasil lulus dari FEB Unila. Mewakili dekan FEB Prof Satria Bangsawan, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Dr Mahrinasari, SE.,M.Sc., mengatakan, dengan gelar doktor yang baru saja disandang, merupakan momentum awal untuk lebih mengaktualisasikan diri dengan menambah keilmuan yang baru sebagai keahlian. Sehingga, pihaknya berharap, aktualisasi tersebut tidak hanya berhenti sampai di sini, sebab ilmu terus berkembang terlebih di era revolusi industri 4.0. \"Dari FEB berharap, saudara promovendus dapat memberikan banyak kontribusi lebih melalui berbagai riset dan kajian-kajian. Hasil riset tersebut dapat dalam bentuk pengabdian-pengabdian kepada masyarakat, lingkungan kerja, maupun negara,\" kata Mahrinasari, Selasa (22/10). Ia menuturkan, dari mahasiswa pascasarjana yang sudah mengambil gelar doktor, pihaknya juga mengharapkan kontribusi untuk pengembangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta bidang lainnya di Indonesia yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang diambilnya. \"Indonesia dengan bangga bisa mendapatkan sumber daya manusia yang terbaik dan diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat terutama di bidang manufaktur. Kami juga menunggu kontribusi para alumni untuk pengembangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila,\" tuturnya. Sementara, Promovendus Sally Salamah berharap, dengan hasil dari disertasinya tersebut, dari sisi pemerintah ketika melakukan kebijakan tentunya harus memperhatikan masing-masing sub sektor industri manufakturnya. \"Jadi tidak bisa secara global saja, tetapi juga sub-sub sektornya juga dimungkinkan untuk diberikan kebijakan-kebijakan tertentu,\"ucapnya. Ia menambahkan, topik disertasi yang ia kerjakan berlatar belakang bagaimana kita melihat energi di Indonesia sangat langka dan belum efisien dalam penggunaannya. Sehingga, dirinya tertarik untuk mengambil topik tersebut. \"Dan sekarang sedang banyak dikembangkan energi terbarukan, dan Indonesia sudah seharusnya sudah sampai mengarah ke sana. Jangan menunggu-menunggu energi terbarukan mahal atau tidak, tetapi memang itu sudah wajib dilakukan Pemerintah Indonesia menggunakan energi terbarukan,\" katanya. (rur/wdi)
Selamat ! FEB Unila Kembali Cetak Doktor
Selasa 22-10-2019,17:01 WIB
Editor : Widisandika
Kategori :