Jadilah Ayah Juara!

Minggu 29-09-2019,21:05 WIB
Editor : Ari Suryanto

RADARLAMPUNG.CO.ID - Selain pendampingan pada klien perempuan, konseling guna perubahan perilaku bagi laki-laki juga perlu dilakukan. Baik itu dalam konteks kekerasan dalam rumah tangga maupun kekerasan terhadap perempuan berbasis gender lainnya. Ya, metode itu yang belakangan turut giat digalakkan Lembaga Pusat Pengembangan untuk Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan Rifka Annisa. Manajer Divisi Pendampingan Indiah Wahyu Andari dalam menyambut kunjungan jurnalis yang tergabung dalam rombongan pelatihan yang diinisiasi Rutgers WPF Indonesia, Minggu (29/9), menerangkan, pemutusan rantai kekerasan akan lebih efektif apabila dilakukan oleh kedua pihak, baik korban maupun pelaku. Indiah -begitu dia disapa- menuturkan, konseling bagi laki-laki dimaksudkan untuk meningkatkan tanggungjawab laki-laki terhadap tindakan yang dilakukannya. Sekaligus mentransformasikan cara pandang sikap dan perilaku laki-laki agar lebih adil gender, menghargai perempuan, supportive, serta anti kekerasan. \"Oleh karena itu, perubahan perilaku pada pasangan turut membantu dalam upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan,\" sebutnya. Rifka Annisa, kata dia, percaya bahwa perilaku dibentuk melalui proses belajar dan pembiasaan. Maka perilaku juga bisa diubah melalui proses belajar dan pembiasaan, tentunya pembiasaan yang positif. Di antaranya dengan mengajak laki-laki memahami dirinya sendiri, berkomunikasi secara efektif, mengelola marah, membangun relasi intim dan setara, menjadi ayah (fatherhood), serta menghindari perilaku kekerasan. Ditegaskan, sejatinya banyak program kesehatan yang sasarannya kaum ibu-ibu. Dan, sang suami dituntut tak hanya berperan seperlunya, semisal saat kehamilan saja. Melainkan mulai dari perencanaan berkeluarga, proses memiliki anak, hingga sang anak tumbuh. \"Komunikasikan semua hal, hingga saat terkait kebutuhan seksualitas pun patut dikomunikasikan,\" ucapnya. Jangan sampai, pihak istri justru memiliki rasa ketidaknyamanan. \"Karena merasa tidak nyaman, suatu ketika ada seorang istri bicara pada saya: Saya kalau melakukan (hubungan sensualitas dengan suami) seperlunya. Biar bisa langsung masak dan nyuci. Kalau sudah seperti itu kan sedih sebenarnya,\" kenang Indiah. Hadirnya program kelas diskusi kemudian mengajak para ibu dan ayah untuk berefleksi dengan metode menggali pengalaman peserta. \"Kira-kira selama ini yang disampaikan itu terkomunikasikan tidak dengan suami atau istri. Lalu para peserta berbagi dan bisa mendapat sesuatu informasi yang baru,\" paparnya. Dia mengaku sempat pesimistis. \"Awalnya kami merasa bisa tidak ya membahas ini di kelompok ayah. Ternyata mereka bisa terbuka. Kelompok ayah ternyata jauh lebih terkesan dengan kelas ini. Karena memang selama ini mereka kurang ruang untuk curhat,\" kata dia. Dari sejumlah refleksi, lalu pihaknya mendorong bisa tidak untuk dirubah. Dan, ternyata sebagian besar bisa. Ya, para kelompok ayah, lanjut dia, sesungguhnya memiliki keinginan yang baik untuk membangun keluarga. \"Tapi kadang terhambat dengan keyakinan mereka sendiri. Semisal merasa masa si suami nyuci, dan lain-lain. Tapi itu lantas menjadi talent bagi kelas kita. Mulai dari mencoba kesibukan istri, mengucapkan terima kasih kepada istri, dan lain-lain. Walau perubahan itu tidak spontan. Semisal awalnya nyuci tapi belum mau menjemur karena malu dengan tetangga. Tapi akhirnya berani dan jadi contoh ayah yang baik dan champions (juara) bagi lingkungannya,\" tegas Indiah. Lebih lanjut diutarakan, setidaknya terdat 12 kali pertemuan dalam setahun. Lantaran intensif dan sistematis, perubahan positif pun terjadi. Mereka kemudian membawa itu ke kehidupan masyarakat yang lebih luas. Membangun keadilan yang lebih luas. Sehingga bukan hanya di lingkup keluarganya, tapi juga bisa berperan menekan KDRT di lingkungan masyarakat sekitarnya. \"Karenanya, melibatkan laki-laki sangat penting untuk mencegah KDRT. Baik konseling, hingga mengajak turut melakukan gerakan-gerakan maksulin untuk lebih menjadi positif,\" tukasnya. (sur) 

Tags :
Kategori :

Terkait