Jurus Tangkal Boros Siasati Gaya Hidup

Kamis 28-03-2019,03:04 WIB
Editor : Widisandika

radarlampung.co.id- Banyak karyawan mengeluh sulit menabung meski bergaji bulanan. Terlebih bagi yang sudah berkeluarga, gaji pun terasa kekurangan. Sehingga, banyak yang memilih berhutang demi mencukupi kebutuhan hidup. Perencana Keuangan ZAP Finance Prita Hapsari Ghozie seperti dikutip jawapos.com memberi beberapa tips untuk masyarakat kelas menengah mengatur pengelolaan keuangan. Dirinya menyebut, menyokong gaya hidup jadi salah satu sebab sulitnya menabung dan berinvestasi. Gaya hidup tinggi adalah godaan masyarakat yang tinggal di kota besar. “Di berbagai kesempatan saya katakan bahwa gaji tidak berhubungan dengan kaya atau miskinnya seseorang. Tetapi berhubungan dengan gaya hidup yang dapat diraih,” ujarnya seperti dikutip Rabu (27/3). Saat penghasilan terbatas, namun pengeluaran seperti tak ada habisnya, maka membuat pos-pos pengeluaran dalam mengelola penghasilan bulanan menjadi sebuah keharusan. Berikut ini adalah cara ideal dalam mengelola penghasilan.

  1. Pos untuk kebutuhan berzakat dan sosial.
Bagi kaum Muslim yang sudah wajib zakat, maka setiap bulan dapat mengalokasikan penghasilan untuk membayar zakat. Selain itu, kebutuhan untuk membantu keluarga besar, sosial dan lainnya sebaiknya disisihkan dalam pos terpisah. Alokasinya bisa hingga 5 persen dari penghasilan bulanan.
  1. Pos untuk dana darurat dan pembayaran proteksi.
Dana darurat adalah dana yang dicadangkan untuk kebutuhan tak terduga seperti musibah, pengeluaran yang tidak diposkan sebelumnya, dan lainnya. Selain itu, penting juga bagi setiap rumah tangga untuk memiliki proteksi keuangan minimal dalam bentuk kepesertaan BPJS Kesehatan dan kepemilikan polis asuransi jiwa. Alokasi untuk pos pengeluaran tak terduga dapat mencapai 10 persen dari penghasilan bulanan.
  1. Pos pengeluaran rumah tangga.
Setiap rumah tangga sebaiknya melakukan skala prioritas pengeluaran berdasarkan pos yang wajib, diperlukan, dan sebaiknya ditunda atau dihindari. Pengeluaran wajib contohnya adalah belanja dapur dan pengeluaran listrik. Pengeluaran yang diperlukan contohnya pengeluaran biaya kesehatan dan investasi untuk mewujudkan keinginan. Sedangkan, pengeluaran yang dapat dihindari misalnya biaya asisten pribadi yang berlebihan, tergoda promosi belanja bulanan, boros listrik dan pengeluaran transportasi. Untuk menjaga pengeluaran transportasi agar masih di kisaran 5 persen dari penghasilan bulanan, maka sebaiknya tanyakan dulu beberapa hal sebelum membeli kendaraan. Apakah keluarga perlu membeli kendaraan pribadi, bagaimana dengan harga dibandingkan fungsi, bagaimana dengan konsumsi bahan bakarnya, serta bagaimana dengan biaya perawatannya. Pos rumah tangga juga sebaiknya memberi prioritas kepada pengeluaran anak bilamana sudah ada. “Saya sarankan untuk kembali melakukan prioritas atas pengeluaran anak menjadi hal yang utama, penting, dan tambahan,” imbuhnya. Pengeluaran utama contohnya biaya makanan dan pakaian anak. Pengeluaran penting contohnya biaya sekolah dan biaya mainan anak. Sedangkan pengeluaran tambahan adalah biaya les anak, hiburan anak, serta biaya barang elektronik untuk anak. Alokasi untuk pos pengeluaran rumah tangga idealnya antara 30 persen hingga 60 persen dari penghasilan bulanan. Apabila dalam rumah tangga masih ada cicilan pinjaman, maka pengeluaran untuk biaya hidup memang harus dibatasi hanya berkisar 30 persen dari penghasilan bulanan.
  1. Pos pengeluaran cicilan pinjaman.
Bijak menyikapi pinjaman apabila Anda mengutamakan untuk kebutuhan yang baik seperti pinjaman rumah dan pinjaman usaha. Jumlah cicilan per bulan sebaiknya dibawah 30 persen dari penghasilan bulanan. Apabila sudah melebihi angka tersebut, maka sebaiknya pembelian lain ditunda terlebih dahulu. Alternatif lain adalah menjual barang yang telah dibeli dengan utang yang konsumtif. Untuk menjaga agar belanja tidak kebablasan, maka untuk belanja dapat diutamakan menggunakan kartu debit atau uang elektronik sebagai alat pembayaran.
  1. Pos untuk tabungan dan berinvestasi. Setidaknya 15 persen dari penghasilan bulanan harus disisihkan untuk kebutuhan hidup di masa nanti. Saya sarankan 5 persen dari penghasilan bulanan dapat digunakan untuk menabung guna pembelian barang dalam jangka waktu dibawah 1 tahun.
Sedangkan, 10 persen dari penghasilan bulanan harus diinvestasikan untuk berbagai tujuan keuangan di masa depan seperti dana pendidikan kuliah anak, dana pensiun keluarga, dan lainnya.
  1. Pos pengeluaran gaya hidup
Setiap rumah tangga memiliki prioritas yang berbeda dalam hal kesukaan terhadap kegiatan kuliner, fashion, hobi, dan lainnya. Apa pun pilihannya, saya sarankan agar hanya mengalokasikan 10 persen dari penghasilan bulanan untuk berbagai kebutuhan gaya hidup. (jpc/net/wdi)  
Tags :
Kategori :

Terkait