KONDISI pandemi Covid-19 masih menyisakan beberapa kebiasaan pada masyarakat terutama di bidang pendidikan. Pembelajaran yang diadakan secara daring (dalam jaringan) sampai saat ini pun masih menjadi salah satu alternatif kegiatan belajar mengajar yang banyak diterapkan di jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Pada praktek pembelajaran daring ini pun tidak luput dari peran teknologi, khususnya smartphone. Smartphone seolah-olah sudah menjadi keharusan untuk dimiliki oleh setiap orang. Terutama kalangan pelajar.
Jika diamati, smartphone oleh pelajar tidak sepenuhnya digunakan untuk melaksanakan pembelajaran daring saja. Namun lebih besar persentasenya digunakan untuk kegiatan hiburan seperti memutar video online melalui kanal YouTube, streaming film. Bahkan cenderung digunakan untuk bermain game.
BACA JUGA:Untuk Siswa SMK, Aksi Corat-coret Bisa Hambat Pemberian Ijazah!
Dari sisi pengajar, baik guru ataupun dosen seharusnya memahami kondisi ini. Sehingga pemilihan media pembelajaran daring yang diberikan akan sesuai dengan kebiasaan para pelajarnya.
Dosen Universitas Teknokrat Indonesia Yuri Rahmanto, M.Kom. mengatakan, penggunaan smartphone sebagai hiburan sebenarnya bisa dijadikan acuan dalam menentukan media pembelajaran daring yang tepat untuk diberikan kepada pelajar atau siswa.
“Seperti penggunaan smartphone untuk bermain game. Selaku pengajar bisa memberikan media belajar siswa dalam bentuk game. Dalam dunia pendidikan ada sebuah media berupa game yang dapat diberikan kepada pelajar atau siswa yaitu game edukasi,” kata Yuri.
BACA JUGA:Atlet Panahan UTI Raih Empat Emas dan Perak
Yuri yang juga pakar rekayasa perangkat lunak menambahkan, game edukasi merupakan pembelajaran suatu materi yang dikemas dalam bentuk permainan, atau dengan kata lain permainan yang berisi pembelajaran suatu materi.
“Biasanya game edukasi ini dikemas pada platform mobile, sehingga siswa yang memiliki smartphone dapat menggunakan game ini sebagai media belajar. Pada game edukasi setidaknya harus memiliki aspek pembelajaran dan evaluasi artinya game dapat memberikan materi belajar kepada pemainnya (siswa) secara tidak langsung melalui konten yang ada pada game tersebut. Sedangkan evaluasi artinya game dapat memberikan uji pemahaman materi terhadap pemain (siswa) dalam bentuk soal sesuai dengan materi yang sudah diberikan di dalam game tersebut,” tambahnya.
Karena game edukasi adalah salah satu jenis game pada umumnya, hal yang tidak boleh tertinggal dari game edukasi adalah keseruan yang diberikan game kepada pemain (siswa), sehingga pemain akan dapat menikmati permainan sembari belajar.
BACA JUGA:Megawati Beri Pesan Dalam Seminar Nasional FRPKB
Keseruan di dalam permainan dapat tercipta apabila permainan memiliki level-level yang membuat pemain penasaran dan ingin terus mencoba, ada reward dari hasil bermainnya, dan ada punishment yang harus dihindari oleh pemain.
Menurut, Yuri pemberian game edukasi dalam pembelajaran masa kini diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap suatu materi, dan siswa dapat memahami materi dengan mudah melalui permainan yang dimainkan. (mel/rls/ais)
Yuri Rahmanto, M.Kom., Dosen UTI
Pakar Rekayasa Perangkat Lunak