BANDAR LAMPUNG, RADARLAMPUNG.CO.ID - Trail run merupakan salah satu jenis olah raga lari. Lari off-road ini terdiri dari 90 persen rute yang bukan jalanan buatan manusia. Seperti jalan aspal, cor, atau lainnya. Jadi rutenya bisa pasir, tanah, bebatuan, bahkan sungai.
Ingin mencoba trail running? Selain persiapan fisik, jangan lupa persiapkan sepatu khusus. Ketua Asosiasi Lari Trail Indonesia (ALTI) Lampung Haryanto Nehemia mengatakan, menggunakan sepatu trail sangat berpengaruh dalam performa berlari di alam terbuka tersebut.
Haryanto Nehemia menjelaskan, sepatu yang digunakan untuk trail run berbeda dengan sepatu lari biasa. Dimana, sepatu lari biasa memiliki pelat carbon yang berada di dalam sepatu. Memanjang dari tumit hingga ujung kaki dan berfungsi untuk mendorong pergerakan kaki ke depan dengan lebih efisien.
“Sedangkan sepatu trail berbeda. Karena memiliki cengkeraman di bawahnya. Ada vibram atau cakar. Kayak sepatu bola, tapi sepatu bola bentuknya full. Ini Vibram, kayak cakar,” kata Haryanto Nehemia kepada radarlampung.co.id.
BACA JUGA:Mengenal Olah Raga Trail Run dari ALTI, Banyak Manfaatnya
Saat menggunakan sepatu khusus trail run ini, begitu pelari menanjak, sepatunya akan mencengkeram. “Jadi nggak begitu Lelah. Pada saat turunan juga kayak mengerem. Kalau sepatu biasa kan merosot kalau ketemu turunan,” tandas Haryanto Nehemia.
Menurut Haryanto Nehemia, trail run terdiri dari 90 persen rute yang bukan jalanan buatan manusia. Seperti jalan aspal, cor, atau lainnya. Jadi rutenya bisa pasir, tanah, bebatuan, bahkan sungai.
“Trail run lebih menantang. Karena pelarinya harus manageable,” kata Haryanto Nehemia saat berlatih di Stadion Pahoman, Bandar Lampung.
Artinya, kata Haryanto Nehemia, pelari off-road sudah tahu risiko yang harus dihadapi selama trail. Kalau misalnya haus saat berlari di stadion atau jalanan biasa, tinggal beli air di warung.
BACA JUGA:Universitas Teknokrat Indonesia Fasilitasi Pekan Olah Raga Pelajar Provinsi Lampung
Tapi kalau di hutan, tidak ada warung. Sehingga satu botol air harus dicicil sampai ketemu titik berikutnya.
Tantangan fisiknya, lanjut Haryanto Nehemia, melakukan trail run harus lebih kuat di otot kaki. Karena berhubungan dengan tanjakan dan turunan. Pelari harus kuat atau berpotensi cidera.
“Sebelum trail run, pelari harus sudah memulai program latihan dahulu. Kecuali kalau hanya trail run 4 kilometer, PP (pergi-pulang) 8 kilometer,” kata kapten Komunitas Kawan Lari ini.
Di Lampung, rute yang sering dijadikan rute trail run antara lain jalur menuju pembangunan Teropong Bintang, Talang Mulya, Pesawaran. Kemudian, jalur menuju air terjun Lubuk Helau, Teluk Pandan, Pesawaran.
BACA JUGA:Lagi, Olah Raga Sore Meriahkan Bazar Tanaman Hias Radar Lampung