RADARLAMPUNG.CO.ID - Anggota Komisi IV DPR RI Hanan A Rozak mendukung program revitalisasi mandiri yang dilakukan para petambak di Bumi Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timur, Tulang Bawang, Lampung.
Hal tersebut disampaikan Hanan kepada para petambak saat melihat proses revitalisasi, usai kegiatan bimtek devirsifikasi olahan ikan untuk ibu-ibu atau para istri petambak, Rabu 20 Juli 2022.
Menurut Hanan, revitalisasi dan normalisasi khususnya pada infrastruktur kanal secara bertahap sudah dapat dilakukan oleh para petambak. Dalam hal ini dilakukan oleh Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah (P3UW) Lampung.
"Revitalisasi sudah mulai dilakukan memanfaatkan peralatan, baik yang dibeli dari hasil gotong royong petambak maupun bantuan pemerintah," kata Hanan, Kamis 21 Juli 2022.
BACA JUGA:Ikuti Pembukaan APKASI Otonomi Expo, Winarti Ingin Potensi UMKM Tulang Bawang Lebih Kompetitif
Sementara itu, pengurus P3UW Lampung Bidang Infrastruktur Budidaya Sutikno Widodo mengatakan, saat melihat proses revitalisasi mandiri, anggota DPR RI Hanan A Rozak menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan tersebut.
Kata Widodo, anggota Komisi IV yang membidangi pertanian, lingkungan hidup, kehutanan, kelautan dan perikanan, serta Bulog tersebut berpesan agar semua alat berat bantuan dari KKP RI bisa dimanfaatkan dengan baik.
Dijelaskannya, saat ini para petambak di Bumi Dipasena melalui P3UW berupaya melakukan normalisasi saluran pasok dan pintu air (DAM) secara mandiri.
Hal itu dilakukan akibat menurunnya hasil produksi budidaya udang.
BACA JUGA:Yey! Bulan Depan PPPK Tahap 2 Pemkab Tulang Bawang Tanda Tangan Kontrak
Berdasarkan data yang dihimpun Radarlampung.co.id dari P3UW Lampung, produksi udang rata-rata per hari turun drastis. Dari 60 ton per hari di akhir tahun 2021, kini hanya menjadi 20 ton per hari saat ini.
Turunnya hasil produksi udang sendiri diduga akibat fenomena udang mati perlahan.
Fenomena itu berakibat pada panen dini. Bahkan, pada beberapa momen ada petambak yang gagal panen dan mengalami kerugian.
Banyak faktor yang menjadi penyebab fenomena tersebut. Salah satunya yakni buruknya kualitas untuk budidaya.
BACA JUGA:Peserta Didik Baru Diminta untuk Tidak Nakal dan Tak Terlibat Tindak Pidana