Susno Duadji lantas mengungkapkan alasan mengapa dokter forensik yang menangani jenazah Brigadir J harus diperiksa.
"Ya karena janggal, dan sistemnya harus di buka ke publik. Apa visum yang dibuat sang dokter itu," katanya.
"Jadi sorotan kita harus ke dokter yang memeriksa itu, dia meriksa di bawah tekanan atau meriksa beneran," lanjutnya.
Sebab, kata Susno Duadji, bila pemeriksaan ini sudah sesuai prosedur maka publik tidak akan ribut soal penyebab tewasnya Brigadir Joshua.
BACA JUGA:Lipatan Kertas saat Konferensi Pers Kasus Brigadir J, Ini Penjelasan Komnas HAM
"Kalau meriksa beneran, orang gak akan ribut ini kena tembak peluru atau kena luka sayat? Atau luka tumpul? Atau dokter-dokteran yang meriksa?," ungkapnya.
Selain itu, Susno Duadji pun menilai, hasil autopsi ulang Brigadir J akan merubah jalan cerita kasus kematian ajudan Irjen Ferdy Sambo itu.
"Jika apa yang didapatkan dalam otopsi ulang berbeda dengan hasil otopsi ulang pertama, maka ceritanya akan lain," ucapnya.
"Kalau apa yang didapat dari hasil forensik (otopsi ulang) berbeda dengan hasil dokter forensik pertama, maka akan merubah jalannya cerita penyidikan menjadi 180 derajat," kata dia.
BACA JUGA:Beredar Sebuah Foto Kondisi Wajah Jenazah Brigadir J Usai Dikubur Selama 17 Hari
Sita Ponsel Milik Orang yang Ada di TKP
Susno Duadji menambahkan, ada satu syarat supaya kasus ini bisa terungkap dengan jelas.
Syarat itu menurutnya pihak kepolisian harus menyita ponsel sejumlah orang yang ada di TKP (Tempat Kejadian Perkara) tewasnya Brigadir J.
"Tujuannya adalah untuk mengetahui pembicaraan, kiriman gambar hingga video dan lainnya," ucapnya.
"Timbul pertanyaan kalau itu hilang. Kan ada provider, minta kepada provider karena ini kasus kriminal pasti provider akan berikan kok, akan terlacak semua," sambung Susno Duadji.
BACA JUGA:Kuasa Hukum Kamaruddin Beber Hasil Autopsi Ulang Brigadir J, Ini Hasilnya