TUBABA, RADARLAMPUNG.CO.ID - Polres Tulang Bawang Barat dan Pemerintah Kabupaten setempat menggelar Silaturahmi Kebangsaan dan Ikrar Setia Kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Se-wilayah Tubaba di Aula Ruang Vicon Polres setempat, Senin 15 Agustus 2022.
Kegiatan tersebut dihadiri PJ. Bupati Tubaba Dr. Zaidirina, SE.,M.Si.,Ketua DPRD Tuba Barat diwakili oleh Wakil Ketua I Busroni, SH., Kapolres Tubaba AKBP Sunhot P. Silalahi, S.Ik.,MM., Dandim 0412/LU di wakili oleh Kasdim 0412/LU Mayor Inf A. Sunarya, S.Sos.
Kemudian, Kajari Tuba Barat diwakili oleh Kasi Intel Adia Rebi, SH., MH, Wakapolres Kompol Gusti Iwan Wijaya, SH.,M.Si, Sekdakab Tuba Barat Ir. Novriwan Jaya, SP, Asisten I Pemkab Tubaba Dra. Bayana, M.Si, Ketua FKUB (MUI) Kabupaten Tulang Bawang Barat KH. Muhyidin Pardi, S.Ag, Kaban Kesbangpol Marwasi, SE.,MM, Ka. Kemenag Kab. Tulang Bawang Barat H. M. Isa, S.Ag., M.Pd.I.
Pj Bupati Dr. Zaidirina, SE.,M.Si., mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya untuk menjalin tali silaturahmi dalam mewujudkan Kabupaten Tubaba aman dan kondusif.
BACA JUGA:Vaksinasi di Lamtim Alami Peningkatan
"Atas nama pribadi dan Pemerintah Kabupaten Tubaba saya menyambut baik dan mengucapkan terima kasih kepada Polres Tubaba beserta jajaran atas terselenggaranya acara ini, karena saya menilai kegiatan ini adalah salah satu upaya untuk menjalin tali silaturahmi dalam mewujudkan daerah yang aman dan kondusif," jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, meminta kepada eks Jemaah Khilafatul Muslimin yang melakukan ikrar setia kepada NKRI untuk tidak hanya bersifat seremonial atau ucapan secara lisan semata.
Ia berharap agar eks warga khilafatul muslimin mengucapkan ikrar dengan penuh kesadaran. Tanpa ada unsur paksaan dari siapapun. Jadikan momentum ini untuk ikrar dan kembali ke pangkuan NKRI," kata Arinal.
Menurutnya, dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara sedang menghadapi berbagai ancaman maupun gangguan baik di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
BACA JUGA:Modus Pacaran, ABG di Pringsewu Dicabuli Hingga Tujuh Kali
"Ini diakibatkan oleh dinamika kehidupan serta dampak dari era globalisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Informasi paham anti Pancasila ini muncul di tengah-tengah masyarakat dengan menebarkan narasi kebencian," lanjut Arinal.
Arinal menjelaskan, Pancasila bukan berarti menggantikan agama, namun Pancasila dibuat sesuai dengan nilai-nilai agama. Mengamalkan Pancasila dengan benar sama saja ia mengamalkan nilai agama.
"Berorganisasi di Indonesia tidak dilarang namun harus berhati-hati dan dapat memilih suatu organisasi yang baik dan tetap patuh kepada NKRI dan Pancasila. Bukan organisasi yang memiliki tujuan untuk memecah belah negara," terangnya.
Melengkapinya, Kapolres Tulang Bawang Barat AKBP Sunhot P. Silalahi, S.I.K, M.M mengatakan bahwa kegiatan digelar dengan melibatkan tujuh orang eks Khilafatul Muslimin yang telah menandatangani ikrar setia kepada NKRI yang sebelumnya menyampaikan secara lisan dengan serentak, pencabutan bai'at penganut Khilafatul Muslimin (KM) dengan mengucapkan Ikrar Kebangsaan sebagai bukti bahwa telah kembali kepangkuan ibu pertiwi, mengakui dan setia kepada pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta sebagai tanda telah dibubarkanya aliran Khilafatul Muslimin.
BACA JUGA:Lampung Tak Masuk 5 Daerah Penghasil Padi Tertinggi di Indonesia