PESISIR BARAT, RADARLAMPUNG.CO.ID - Buruknya akses jalan pada empat pekon di kawasan terisolir Pessir Barat menyebabkan warga kesulitan mengeluarkan hasil bumi.
Jika dipaksakan, harga hasil bumi tersebut tidak sesuai dengan biaya operasional. Termasuk ongkos angkut.
Peratin Siring Gading Rohman mengatakan, kondisi tersebut menyebabkan petani banyak mengalamai kerugian.
Bahkan, petani memutuskan tidak menjual hasil bumi. Mereka memilih sistem barter dengan barang yang diperlukan.
BACA JUGA: Hujan, Begini Kondisi Pekon Terisolir di Pesisir Barat
”Dengan sistem barter (tukar). Karena perbandingan ongkos biaya ojek atau angkutan lebih mahal dibandingkan dengan nilai harga hasil bumi itu,” kata Rohman.
Akses jalan memang membuat kondisi di wilayah terisolir yang masuk Kabupaten Pesisir Barat kian parah. Empat pekon terkurung.
Yaitu Pekon Bandar Dalam, Siring Gading, Way Tiyas, dan Way Haru di Kecamatan Bengkunat.
Ketika hujan, jalan di wilayah itu berlumpur dan sulit dilewati. Tidak hanya sepeda motor, gerobak yang menjadi alat transportasi angkutan juga susah melintas.
Rohman mengungkapkan, kondisi akses jalan utama menuju empat pekon di wilayah yang melintas kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) tersebut cukup parah.
Terlebih di musim hujan. Banyak sepeda motor yang mengangkut kebutuhan bahan pokok dari luar pekon terjebak masuk lumpur.
“Akses disepanjang jalan yang berlumpur ini cukup dalam. Bahkan kedalaman lumpur sampai melebihi batas lutut orang dewasa,” kata Rohman, Selasa 30 Agustus 2022.
Karena itu, terus Rohman, sepeda motor yang mengangkut barang-barang kebutuhan pokok banyak tidak bisa jalan jika sudah masuk ke lumpur.