Begini Gejala Awal Bayi Gagal Ginjal Akut Kata Kadiskes Lampung

Senin 24-10-2022,17:23 WIB
Reporter : Rima Mareta
Editor : Yuda Pranata

RADARLAMPUNG.CO.ID - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana mengatakan gejala awal dua bayi yang didiagnosis terkena gagal ginjal akut adalah batuk dan pilek yang berujung urin berkurang hingga tak keluar.

Hal ini disampaikan Reihana di Mahan Agung, Rumah Dinas Gubernur Lampung, Senin 24 Oktober 2022.

"Memang keluhan pasien yang masuk batuk pilek, kemudian panas. Terus kemudian urinnya berkurang hingga didiagnosis gagal ginjal akut," kata Reihana.

Satu diantara dua pasien sudah dinyatakan meninggal, yakni bayi berusia 11 bulan bernama Muhamad Alfaeyza beralamat di Jalan Hi. Umar, Durian Payung, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung. Dalam keterangan pihak keluarga sebut pasien tak memiliki riwayat meminum obat apapun.

BACA JUGA:Pemkab Mesuji Keluarkan Surat Edaran Kewaspadaan terhadap Bencana Hidrometeorologi

Menanggapi hal ini, Reihana mengatakan memang analisanya ialah batuk pilek. "Tapi lama-lama urinnya berkurang sampai tidak ada urin," lanjutnya.

Sementara satu bayi laki-laki lainnya, berusia 1 tahun masih mendapatkan perawatan intensif di RSUDAM.

Dalam pengobatan, Reihana mengatakan Lampung belum menerima obat yang disebut Kemenkes akan disiapkan untuk pasien gagal ginjal akut.

"Obat untuk gagal ginjal ini iya sudah ada ya, tapi kita belum dikirim. Akhirnya kita pake yang ada saat ini, antidotum. Dari pemberian ya ada sih perbaikan nya. Tapi urinnya tetap belum keluar," tambah Reihana.

BACA JUGA:Replik JPU Tetap Pada Tuntutan 7 Bulan, Ini Kata Kuasa Hukum Bunda Merry

Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung juga saat ini bertugas mengambil sampel darah, urin, dan swab nasofaring serta mengumpulkan obat-obatan yang digunakan pasien untuk selanjutnya diteliti oleh Kementerian Kesehatan.

"Kita kan hanya bertugas mengambil sampel saja, berupa sampel darah, urin, swab nasofaring, hingga obat-obatan yang dikonsumsi. Memang ada beberapa obat-obatan yang dikonsumsi (pasien), tapi saya nggak hapal. Dan belum tentu karena obat juga. Kan masih penyeledikan," tambah Reihana.

Guna melakukan penanganan yang lebih cepat, Dinkes Provinsi Lampung telah berkoordinasi dengan Dinkes Kabupaten/kota se Provinsi Lampung. Hal ini guna mencari lebih cepat jika ditemukan pasien dengan ciri-ciri yang sama.

BACA JUGA:Sulpakar Minta Stakeholder Hentikan Penjualan Obat Sirup

"Sejak awal dikeluarkan warning kementerian kesehatan kami sudah berkoordinasi untuk melakukan surveilans epidemiologi dan Sistem kewaspadaan dini dan respon cepat. Sampai saat ini surveilans tetap berjalan, tapi kalau pasien sudah ditemukan baru penyelidikan epidemiologi," tandasnya. (*)

Kategori :