BANDAR LAMPUNG, RADARLAMPUNG.CO.ID - Tiga calon Rektor Universitas Lampung (Unila) menjalani wawancara pribadi dengan Dirjen Dikti, di gedung Rektorat, Jumat 23 Desember 2022.
Kegiatan yang berlangsung tertutup secara daring ini dilakukan sebelum pemilihan tahap kedua.
Ketua Senat Unila Prof. La Zakaria melalui Sekretaris Dr. Ana Gustiana mengatakan, panitia hanya memfasilitasi wawancara tersebut.
Namun terkait isi dan tujuan, pihaknya mengaku tidak mengetahui itu. Wawancara pribadi diikuti calon rektor Prof. Asep Sukohar; Prof. Suharso dan Prof. Lusmelia Afriani.
"Iya benar. Itu Kementerian meminta wawancara langsung, jadi kita fasilitasi saja. Kalau terkait itu (materi wawancara, Red) kementerian yang tahu.
Sifatnya pribadi, juga tertutup,” kata Dr. Ana Gustiana.
Saat ditanya, apakah wawancara tersebut terjadwal dari awal, Ana menyatakan hal itu permintaan khusus kementerian.
"Wawancara itu memang wewenang mereka. Mungkin masuk dalam salah satu penilaian," tegas Ana.
Sementara, calon rektor Universitas Lampung Prof. Asep Sukohar mengatakan, dirinya telah mempersiapkan beberapa hal guna mematangkan skema pemaparan untuk tanggal 28 Desember mendatang.
"Pertama yang harus dilakukan adalah konsolidasi terhadap semua tim dan senator. Kedua, melakukan penyempurnaan terhadap visi misi program kerja. Ketiganya tentunya kita berdoa kepada Allah SWT," kata Prof. Asep Sukohar.
Prof. Asep Sukohar berdoa agar apa yang dirinya lakukan saat ini mendapatkan restu dari Allah SWT hingga menjadi orang nomor satu di Universitas Lampung.
"Semoga saya diizinkan untuk bisa menjadi Unila 1 atau rektor dengan ridhanya Allah. Mohon juga kepada Allah dibimbing, jika diberikan amanah ini," ucap Prof Asep seraya mengungkapkan dukungan tinggi dari keluargannya.
Sementara Prof. Lusmeilia Afriani, mengatakan akan meyakinkan 47 anggota senat dengan visi misi dan program kerja yang dia miliki.
"Penguatan paparan bahan presentasi yang sesuai dengan kementerian. Oh iya, akan meyakinkan senat bahwa delapan program unggulan saya yang diberi tag line Be Strong dapat menjadikan Unila lebih kuat dan dapat membangun kepercayaan publik," ungkapnya.
Wanita yang biasa disapa Prof. Lusy ini mengungkapkan, ia mendapat dukungan dari keluarga dan organisasi wanita, untuk terus melaju sebagai calon rektor perempuan satu-satunya.