RADARLAMPUNG.CO.ID - Garam adalah salah satu bumbu masakan yang memiliki ras asin. Tapi, tahukah kamu, garam juga digunakan untuk campuran makanan ataupun minuman sapi.
Ya, para peternak mengenalnya dengan garam krosok. Namun, akhir-akhir ini para peternak mengeluhkan melonjaknya harga garam krosok.
Dari harga Rp80.000-Rp90.000 per sak ukuran 50 kg, kini melonjak menjadi Rp225.000.
Fachrid, warga Kecamatan Rumbia, Lampung Tengah, mengaku terpaksa mengurangi konsumsi garam krosok untuk ternaknya.
BACA JUGA:Bersama BRI, Polri Tangkap Pelaku Kejahatan Perbankan Pembuat dan Penyebar APK Palsu
"Mahal, Bang. Biasanya beli satu sak, yang terpaksa beli yang ukuran 25 sak. Kenaikannya dari Rp80 ribu-Rp90 ribu, naik Rp120 ribu. Kini harganya sampai Rp225 ribu per sak. Sudah satu bulan ini naiknya," katanya.
Informasinya, kata Farid, kenaikan ini dipicu faktor cuaca hujan di tempat produksi.
"Infonya sih dari pedagang, dari produsennya sudah naik. Naik karena faktor cuaca hujan. Nggak bisa jemur garam," ujarnya.
Menyiasati naiknya harga garam krosok, kata Farid, mengurangi penggunaan garam.
BACA JUGA:Resmi Jadi Rektor Unila, Prof. Lusmeilia Afriani Belum Bicara Soal Perubahan Kabinet
"Ya, ngirit. Dikurangi penggunaannya. Biasnya satu ekor sapi satu hari membutuhkan garam 1/2 kg. Kalau sapinya banyak, ya lumayan menambah pengeluaran," ungkapnya.
Ditanya sepenting itukah garam untuk konsumsi sapi, Farid menyatakan ya penting nggak penting.
"Sama seperti manusia sapi ini. Makan harus ada rasa. Kalau makannya nggak ada rasa, ya kurang lahap. Akibat kurang lahap makan bobotnya bisa turun. Garam ini dicampur ke makanan atau minum ternak," katanya. (*)