RADARLAMPUNG.CO.ID-Temuan kasus baru Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak kembali ditemukan pada 2023 ini.
Kemenkes mencatat ada satu penambahan kasus yang sudah terkonfirmasi GGAPA atau gagal ginjal skut pada anak dan satu kasus dinyatakan suspek.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril, seperti dikutip pada Selasa, 7 Februari 2023 mengatakan laporan ini berasal dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
BACA JUGA:Ditopang Digitalisasi, Bank Mandiri Toreh Kinerja Apik di 2022
Karenanya atensi khusus diberikan Kemenkes untuk daerah untuk melakukan pemantauan.
"Ditemukan satu kasus suspek dan satu kasus konfirmasi GGAPA. Kasus ini laporan dari Dinkes DKI Jakarta. Karenanya kami minta Pemda lainnya untuk memantau pasien dengan gejala GGAPA," kata M. Syahril.
BACA JUGA:Minyakita Langka, Kapan 450 ribu Ton Dari Kemendag Bakal Sampai di Lampung?
Dalam penjelasannya, kasus yang terkonfirmasi GGAPA itu merupakan balita berusia 1 tahun. Pasien pada 25 Januari 2023 lalu mengalami demam, kemudian diberikan obat sirup berupa Praxion.
"Pada 28 Januari, gejala yang dialami pasien berupa batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil (Anuria)," katanya.
Selanjutnya keluarga membawa pasien ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta, untuk mendapatkan pemeriksaan. Dan pada 31 Januari mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Adhyaksa.
BACA JUGA:Soal Pencalonan Ketua KONI Lampung, Arinal Tegaskan Maju Atas Permintaan Bukan Ambisi
Dikarenakan ada gejala GGAPA maka direncanakan untuk dirujuk ke RSCM, tetapi keluarga menolak dan pulang paksa. Pada tanggal 1 Februari, orang tua membawa pasien ke RS Polri dan mendapatkan perawatan di ruang IGD, dan pasien sudah mulai buang air kecil.
"Selanjutnya pada 1 Februari, pasien kemudian dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi fomepizole, namun 3 jam setelah di RSCM pada pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia," katanya.
Sementara satu kasus lainnya, yakni kasus yang dinyatakan suspek dialami anak berusia tujuh tahun. Pada 26 Januari, pasien demam dan diminumkan obat yang dibeli mandiri oleh orang tuanya.
BACA JUGA:Berhasil Turunkan Prevalensi Stunting, Pemkot Bandar Lampung Pasang Target Kembali Turun 8 Persen