Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Disperindag Pesawaran

Senin 09-01-2023,10:00 WIB
Editor : Alam Islam

ABSTRAK

Suatu instansi didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap instansi dipengaruhi oleh perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam instansi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai tujuan tersebut tergantung kepada keandalan dan kemampuan pegawai dalam mengoperasikan unit-unit kerja yang terdapat di instansi tersebut, karena tujuan instansi dapat tercapai hanya dimungkinkan karena upaya para pelaku yang terdapat dalam setiap instansi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pesawaran.

Adapun jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian Explanatory. Penelitian ini menggunakan 27 responden penelitian. Ada tiga variabel dalam penelitian ini yaitu: 2 (dua) Variabel bebas (X1 dan X2) dan 1 (satu) variabel terikat dimana budaya organisasi (X1) dan motivasi kerja (X2) sebagai variabel bebas dan kinerja pegawai (Y) sebagai variabel terikat.

Berdasarkan analisis data telah ditemukan jawaban hipotesis yakni sebagai berikut; Terdapat pengaruh budaya organisasi (X1) terhadap kinerja pegawai (Y), dengan tingkat pengaruh sebesar 46,2%. Terdapat pengaruh motivasi kerja (X2) terhadap kinerja pegawai (Y) dengan tingkat pengaruh sebesar 13,6%. Terdapat pengaruh budaya organisasi (X1) dan motivasi kerja (X2) secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai (Y) dengan tingkat pengaruh sebesar 55,4%.

Kata kunci: Budaya organisasi, motivasi kerja, kinerja pegawai 

 

1. PENDAHULUAN

Organisasi didirikan dengan alasan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuannya, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku dan perspektif individu di kantor tersebut. Pencapaian tujuan tersebut bergantung pada ketergantungan dan kemampuan perwakilan dalam mengerjakan unit kerja yang terdapat di dalam organisasi, dengan alasan bahwa tujuan dari kantor tersebut harus tercapai karena upaya para entertainer di setiap kantor.

Sebuah asosiasi memiliki cara hidupnya sendiri. Inilah salah satu perbedaannya. antara satu asosiasi dengan lainnya. Cara hidup sebuah perkumpulan adalah sesuai dengan individu baru, ada juga yang tidak layak sehingga pihak lain yang tidak sesuai dengan cara hidup perkumpulan harus memiliki pilihan untuk berubah. jika dia ingin tetap di asosiasi. Budaya otoritatif ini dapat membuat suatu perkumpulan dirayakan dan. abadi. Masalahnya tidak semua masyarakat hierarkis dapat menjunjung tinggi asosiasi. Ada budaya hierarkis yang tidak sesuai dengan kesempatan. Ini menyiratkan bahwa ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keadaannya saat ini, dan jauh lebih diharapkan bahwa asosiasi tidak ingin menyesuaikan cara hidupnya dengan keadaan karena dirasa paling benar.

Budaya hierarki dapat membantu pelaksanaan pekerja, karena itu membuat tingkat inspirasi luar biasa bagi para pekerja untuk memberikan kapasitas terbaik mereka untuk memaksimalkan peluang yang diberikan oleh asosiasi. Untuk membuat budaya asosiasi itu masuk akal untuk diterapkan di sebuah asosiasi, penting untuk mendapatkan bantuan dan investasi dari setiap bagian yang ada. dalam lingkup pergaulan. Para pekerja pembingkaian wawasan umumnya bergantung pada atribut budaya otoritatif yang meliputi antara lain kemajuan, kekokohan, kepedulian, arah hasil, perilaku perintis, pengarahan kelompok, atribut ini ada dalam sebuah asosiasi atau. organisasi mereka. Kearifan. perwakilan. tentang kebenaran budaya hierarkis di mana perwakilan melanjutkan. Dari wawasan itu. menaikkan sesuatu reaksi sebagai menjunjung tinggi atribut hierarki bahwa pada saat itu mempengaruhi peran pekerja.

Menurut.Tampubolon.(2004:178)budaya.organisasi.merupakankumpulan.persepsi.secara.umum dari seluruh .pegawai.sebagai.anggota organisasi. Definisi. lain. budaya. organisasi.adalah. satu. wujud anggapan yang.dimiliki, diterima secara implisit.  oleh. kelompok. dan menentukan bagaimana kelompok tersebut merasakan, memikirkan, dan bereaksi terhadap lingkungan yang beraneka ragam.

Budaya.organisasi.diartikan.sebagai.seperangkat.perilaku, .perasaan, dan.kerangka psikologis.yang terinterminasi.yang mendalam.dan dimiliki bersama oleh anggota organisasi (Asang, 2012: 103). Secara umum, suatu perusahaan atau organisasi terdiri atas sejumlah orang yang memiliki berbagai.latar belakang, kepribadian, emosi, dan ego. Hasil dari penjumlahan dan interaksi berbagai orang tersebut membentuk suatu budaya organisasi. Secara sederhana, budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan orang – orang (beliefs), dan nilai – nilai yang sama.

Budaya organisasi merupakan seperangkat nilai – nilai, keyakinan, dan sikap utama yang diberlakukan di antara anggota organisasi. Budaya yang dapat menyesuaikan serta mendorong keterlibatan karyawan dapat memperjelas tujuan dan arah strategi organisasi serta yang selalu menguraikan dan mengajarkan nilai - nilai dan keyakinan organisasi, dapat membantu organisasi mencapai pertumbuhan penjualan, pengembalian modal, keuntungan, mutu dan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi (Darmawan, 2013: 143). Jadi, jika dalam suatu organisasi tidak mempunyai budaya yang dominan dan hanya terdiri dari banyak sub budaya, maka pengaruh dari budaya terhadap keefektifan organisasi akan jauh lebih tidak jelas dan tidak akan terdapat konsistensi di dalam persepsi atau perilaku.

Stephen P. Robins (2016) yang mencoba memformulasikan pengertian budaya organisasi sebagai suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu atau yang merujuk pada suatu sistem pengertian yang diterima secara bersama.Semua itu, pada gilirannya menciptakan pemahaman yang sama di antara para anggota mengenai bagaimana sebenarnya organisasi itu dan bagaimana anggotanya harus berperilaku.

Faktor selanjutnya yang dapat mempengaruhi kinerja adalah motivasi kerja. Trimo (2006) memberikan pengertian motivasi adalah suatu kekuatan penggerak dalam perilaku  individu dalam prilaku individu baik yang akam menentukan arah maupun daya tahan (perintence) tiap perilaku manusia yang didalamnya terkandung pula unsur-unsur emosional insane  yang bersangkutan.

Tags :
Kategori :

Terkait