Akan tetapi, hadist tersebut adalah hadist maudhu’ (hadist palsu) yang tidak boleh diyakini karena perawinya adalah seorang pendusta.
Hadist maudhu’ tersebut ditegaskan untuk tidak diikuti sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dalam Muqaddimah Shahih Muslim, dan At-Tirmidzi.
Bahwasannya Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa yang menyampaikan hadist dariku dan ia menyangka hadist tersebut dusta. Maka ia salah satu dari dua pendusta,”.
BACA JUGA: Menjelang Hari Kiamat, Ini Diduga Lokasi Munculnya Dajjal
Perawi yang meriwayatkan hadist tentang malaikat yang memandang wajah manusia hingga 70 kali itu adalah Ibrahim bin Hadbah bin Basyir al-Wasithi.
Ia adalah seorang perawi yang kadzab alias pendusta, sehingga hadist yang diriwayatkannya tidak boleh ditelan mentah-mentah.
Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam tentang siapakah mukmin yang paling cerdas.
Rasulullah SAW pun menjawab bahwa orang yang paling cerdas adalah mereka yang mengingat mati.
BACA JUGA: Mengenal Fitnah Paling Kejam, Sejarah Dajjal Hingga Kaitannya Musa Samiri
Kemudian orang yang paling baik itu adalah orang yang mempersiapkan kematian tersebut.
Tidak ada yang mengetahui jodoh, hidup dan matinya seseorang yang hingga kini menjadi rahasia besar. Dan hanya Allah SWT yang mengetahuinya.
Hal ini telah dijelaskan dalam firman Allah SWT, yakni Al-Qur’an Surat Jumu’ah ayat 8, yang artinya:
“Katakanlah: “Sesungguhnya yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu. Kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Lalu Dia beritakan kepadamu apa-apa saja yang telah kamu kerjakan,” (Q.S Jumu’ah ayat 8).
BACA JUGA: Israel Dipastikan Bangkrut, Sistem Pertahanan Militer Jadi Penyebabnya?
Bahkan mahluk suci seperti malaikat pun tak mengetahui secara pasti, tentang apa-apa saja yang menjadi ketetapan Allah.