"Untuk data babi yang mati per tanggal 15 Mei 2023 sebanyak 17.105 ekor dan ini hampir dari setengah populasi babi di Luwu Timur," katanya.
Di Luwu Timur sendiri terdapat 11 wilayah yang ternaknya terjangkit virus tersebut dan menyebabkan kerugian besar pada sektor ekonomi.
"Ternak yang mati tersebar pada 11 kecamatan dan tingkat kematiannya mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa hari terakhir. Angka kematian terbesar ada di Kecamatan Tomoni Timur, yakni dengan 8.598 ekor ternak mati dari populasi 12.054 ekor," ungkapnya.
Sebelumnya diketahui, imbas dari ditemukannya Virus Flu Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) ditemukan di peternakan PT Indo Tirta Suaka (ITS) Pulau Bulan, Batam belum lama ini.
BACA JUGA:Belalai Gajah, Tanaman Semak dengan Berbagai Manfaat untuk Kesehatan, Termasuk Menetralkan Racun
Pemerintah Singapura pun lantas menghentikan impor babi hidup dari Indonesia. (*)