Demam emas yang terjadi di wilayah tersebut rupanya telah menarik banyak ribuan penggali datang ke lokasi gunung emas.
Hal itu juga menyebabkan adanya tekanan terhadap desa kecil yang terletak 50 kilometer dari ibu kota Provinsi Bukavu.
Desa itu bernama Luhihi yang mana demam emas merajalela di wilayah itu memberikan tekanan bagi kehidupan di sekitarnya pada akhir Februari 2021 lalu.
Hingga akhirnya pemerintah Kongo menghentikan semua kegiatan yang berkaitan dengan penambangan baik di dalam maupun di sekitar desa Luhihi pada saat itu.
BACA JUGA: Hadis Nabi SAW Tentang Sungai Eufrat dan Kemunculan Gunung Emas
Larangan dari pemerintah Kongo tersebut dikeluarkan dan ditujukan kepada para penambang, pedagang hingga anggota Angkatan bersenjata di Republik Kongo (FARDC).
Mereka diminta untuk segera meninggalkan lokasi tambang emas yang saat itu viral, dan berlaku sampai adanya pemberitahuan lebih lanjut.
Penghentian sementara terkait kegiatan penambangan di wilayah dalam maupun sekitar desa Luhihi tersebut. Itu dilakukan guna memungkinkan pihak berwenang untuk mengidentifikasi penambang artisanal.
Pemerintah Kongo juga hendak memastikan, bahwa mereka yang menambang di sana adalah mereka yang benar-benar terdaftar di regulator penambangan.
BACA JUGA: Muncul Gunung Emas di Kongo, Jadi Tanda-tanda Kiamat?
Selain itu, emas juga disebut-sebut bisa menjadi salah satu sumber daya alam yang dimiliki Kongo. Namun dikenal sebagai bahan konflik di negara tersebut.
Konflik yang terjadi itu disebabkan adanya keterlibatan kelompok bersenjata dalam aktivitas penambangan.
Para kelompok bersenjata ikut terlibat dalam penambangan emas di wilayah terkait. Hingga memaksa warga setempat untuk menambang di tempat tinggal mereka.
Apabila bijih emas yang ditambang sudah dihasilkan, kelompok bersenjata itu kembali menggencarkan aksinya dengan memungut pajak dari para penambang.
Kemudian hasil dari penjualan emas hasil pungutan liar itu akan mereka gunakan sebagai modal membeli senjata dan membayar gaji para pejuang.