Melihat kecintaan Ummu Ammarah, Rasullullah SAW pun mendoakannya agar ia beserta keluarganya masuk ke dalam surga Allah Swt.
Sejak saat itu, bertambah lagi rasa imannya kepada Allah Swt dan semakin gigih menjadi pelindung dan perisai Rasulullah SAW di medan perang.
Selain terkenal akan keberaniannya, Ummu Ammarah juga memiliki hati yang begitu sabar dalam menghadapi segala cobaan dan ujian yang dating dari Allah Swt.
Salah satu contoh sifatnya yang tabah dan tabah ketika anaknya mati dalam perang.
BACA JUGA: Mengulik Adat Istiadat Suku Asmat Papua yang Unik
Ummu Ammarah tidak merasa sedih sedikit pun melainkan begitu bangga karena sang anak mati dalam keadaaan syahid.
Bahkan beliau juga selalu mendahulukan kepentingan Islam dari pada urusan pribadi dan keluarganya meskipun sedang dalam masa-masa sulit.
Sebelum dikenal sebagai Ummu Ammarah, namanya Nusaibah binti Ka'ab Al-Anshari penduduk Yastrib.
Ibunya bernama Ar Rabbab binti Abdullah bin Hubaib dan ayahnya bernama Amr bin Auf.
Suami pertamanya bernama Zaid bin Ashim bin Ka'ab dan mati terbunuh di tangan Musailamah al Kadzab.
Hasil pernikahan dengan Ummu Ammarah dikarunia dua anak yang diberi nama Abdullah dan Habib.
Kemudian, Ummu Ammarah menikah lagi dengan Ghaziyah bin Amr bin Athiyah yang juga turut dalam Baiat Aqabah dan Perang Uhud.
Hasil pernikahannya dengan Ghaziyah, Ummu Ammarah memiliki dua anak yang bernama Tamim dan Khaulah.
BACA JUGA: Kekayaan Meningkat Hingga Tiga Kali Lipat, Tapi Tetap Jadi Gubernur Termiskin di Papua
Sejarah juga mencatat Ummu Ammarah salah satu orang yang hadir dalam malam baiat Aqabah.