RADARLAMPUNG.CO.ID - Hutang sering digunakan sebagai cara untuk mencapai atau mencapai sesuatu. Namun menumpuk utang terlalu banyak, apalagi jika hanya utang konsumtif, justru bisa menjadi beban hidup.
Buya Yahya pernah berpesan agar terhindar dari utang konsumtif yang besar, masyarakat perlu hidup sederhana. Terlebih lagi, tidak perlu mengikuti gaya orang lain padahal itu di luar kemampuan Anda sendiri.
"Dalam hidup itu kita jangan mengikuti gaya hidup orang lain. Kita sering mengikuti gaya hidup orang lain sehingga memaksakan memiliki sesuatu yang belum waktunya. Akhirnya kita utang atau kredit. Kalau gitu kan harus bayar, itu yang akan buat orang jadi terpuruk”. kata Buya Yahya mengutip saluran YouTube Al-Barjah TV.
BACA JUGA:BPMP Provinsi Lampung: Selamat Milad Radar Lampung Online ke-8
Ia percaya bahwa hidup sederhana adalah cara termudah untuk menghindari hutang.
Di sisi lain, jika Anda menghabiskan terlalu banyak waktu untuk berfoya-foya, Anda mungkin memaksakan diri untuk memiliki sesuatu dan berakhir dengan hutang.
Meski begitu, Buya Yahya mengakui ada beberapa yang "terlilit utang". Artinya, jika ia belum mampu, tetapi ia rela berutang kepada orang lain demi mewujudkan cita-cita hidupnya.
Jika demikian, pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah di Cirebonmenyarankan agar mereka belajar memperbaiki gaya hidup terlebih dahulu.
BACA JUGA:MAN 1 Kota Bandar Lampung: Selamat Milad Radar Lampung Online ke-8
"Jangankan hanya dikasih doa, dikasih duit buat bayar utang pun kalau gaya hidupnya belum dibenahi besok akan berutang lagi. Maka yang kita benahi cara hidup, jangan gengsi deh," nasihat Buya Yahya.
Islam tidak melarang seorang muslim untuk berutang. Meminjam diperbolehkan dan tunduk pada syarat, selama peminjam memiliki niat dan kemampuan untuk membayar nanti.
BACA JUGA:MAN 2 Kota Bandar Lampung: Selamat Milad Radar Lampung Online ke-8
Karena jika debitur tidak memiliki niat dan kemampuan untuk membayar, maka ancaman dan peringatan Rasulullah menantinya, sejak ia masih di dunia, di dalam kubur. , sampai akhirat. (*)