Dia berfikir bahwa sang anak telah berubah dan mau membantu kedua orang tuanya.
“ Mari nak ayo kita makan bersama ? “ “ Ehhhhmmm... tidak ayah, aku sudah kenyang ayah ! Terimakasih ayah ! "
“ Ayolah ! Kita makan Bersama ! " " Tidak ayah aku sudah kenyang ! Ayah saja yang makan ! “
BACA JUGA:Bagaimana Hitungan Gaji Pensiunan PNS Jika Single Salary Diberlakukan? Cek Aturan Kebijakannya
" Kau sudah berjalan cukup jauh dari rumah ke ladang, pasti kau juga lelah dan lapar. “
Diajaklah Samosir untuk memakan bekal itu dibawah pohon nan rindang.
Namun ketika Toba membuka bekalnya. Alangkah terkejutnya dia.
“ Haaahh....? Apa ini Samosir? Kau sudah memakannya dijalan ya ? “
BACA JUGA:Kucing anda Mengalami Perubahan Perilaku? Lihat Ciri-ciri Kucing akan Mati
“ Iya...! Aku memakannya sedikit waktu dijalan tadi. Itu aku sisakan sedikit untuk ayah. Setidaknya masih cukup kan? “
Mendengar jawaban Samosir yang merasa tidak ada rasa bersalah, Toba pun naik pitam.
“ Kelakuanmu ini sungguh diluar batas ! Kau pemalas dan selalu menyusahkan orang tua. Kemari kau ? Dasar anak ikan ! “
Kemarahan Toba sudah tak terbendung lagi tanpa sadar dia sudah melanggar janji yang di ucapkannya dahulu.
BACA JUGA:Cara Mengatasi Sakit Gigi, Nomor 3 Jarang Disadari Banyak Orang
Sambil menangis, Samosir berlari pulang. Ditengah jalan pun dia masih merenungi bahwa dirinya bukanlah anak ikan. Tetapi anak dari ibunda yang telah lama mengandungnya.
Sesampainya dirumah, Samosir mengadu kepada ibunya. Dengan terisak-isak dia bercerita, bahwa sang ayah menyebutnya sebagai anak ikan yang pemalas dan menjadi beban orang tuanya. "