Bunuh Mantan Istri, PR Terancam Hukuman Mati, Perbuatannya Sadis!

Sabtu 29-07-2023,18:15 WIB
Editor : Anggri Sastriadi

RADARLAMPUNG.CO.ID - Kasus pembunuhan yang menimpa SUS, warga Kecamatan Terusan Nunyai ini terungkap setelah video kedua anaknya meminta pelaku ditangkap viral di media sosial.

Kapolres Lampung Tengah AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya memaparkan atas tindak pidana yang terjadi pada Juni 2015 lalu itu pelaku PR dikenakan pasal berlapis.

Menurur Doffie, pelaku dikenakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana subsider Pasal 338 tentang pembunuhan.

"Kita kenakan pasal berlapis karena diduga pelaku telah berniat untuk menghabisi nyawa korban," kata Doffie di Mapolres Lampung Tengah, Sabtu 29 Juli 2023 siang.

Dengan sangkaan pasal berlapis tersebut, pelaku RP terancam hukuman mati.

"Ancaman pidananya hukuman mati atau pidana penjara seumur hidup," kata Doffie

Doffie menambahkan pihaknya juga sedang melakukan pendalaman terkait modus pelaku RP yang bergonta-ganti identitas saat buron dari Lampung.

"Iya ini masih kita dalami terkait identitas pelaku yang berganti-ganti beberapa kali," kata Doffie.

Diberitakan sebelumnya, motif pembunuhan mantan istri oleh suaminya di Kabupaten Lampung Tengah dilatarbelakangi emosi karena pelaku tersinggung oleh perkataan korban.

Kasus ini viral setelah kedua anak korban ARP (11) dan SAN (9) membuat video dan meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menangkap ayah mereka berinisial RP.

Dalam video yang viral tersebut, kedua anak itu mengaku pembunuhan itu dilakukan delapan tahun lalu dan sang ayah kabur.

Untuk diketahui, Motif pembunuhan mantan istri oleh suaminya di Kabupaten Lampung Tengah dilatarbelakangi emosi karena pelaku tersinggung oleh perkataan korban.

Kasus ini viral setelah kedua anak korban ARP (11) dan SAN (9) membuat video dan meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menangkap ayah mereka berinisial RP.

Dalam video yang viral tersebut, kedua anak itu mengaku pembunuhan itu dilakukan delapan tahun lalu dan sang ayah kabur.

Kapolres Lampung Tengah AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya mengungkapkan motif pembunuhan yang terjadi tahun 2015 lalu itu lantaran pelaku emosi akibat ucapan korban berinisial SUS.

Kategori :