Ada tiga jenis kromatofor utama yang mengandung pigmen berbeda pada bunglon: kromatofor melanin (hitam/brown), kromatofor eumelanin (kuning/merah), dan kromatofor guanin (biru/putih).
Ketika pigmen ini bergerak atau berubah bentuk, warna kulit bunglon dapat berubah.
BACA JUGA:7 Perguruan Tinggi yang Punya Jurusan Seni Terbaik, Didominasi Kampus di Pulau Jawa
4. Interaksi Pigmen
Berkat interaksi antara ketiga jenis pigmen tersebut, bunglon dapat menciptakan berbagai kombinasi warna, termasuk hijau, kuning, coklat, biru, oranye, dan merah muda.
5. Pengaruh Lingkungan dan Suasana Hati
Kemampuan bunglon untuk berubah warna juga dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya dan suasana hatinya.
Ketika bunglon merasa tenang atau ingin menyembunyikan diri, mereka dapat berusaha menyesuaikan warna kulitnya dengan lingkungan sekitar untuk menyamar.
Di sisi lain, jika bunglon merasa terancam atau stres, mereka mungkin berubah menjadi warna yang lebih cerah sebagai tanda peringatan atau untuk menakut-nakuti musuh.
BACA JUGA:Intip Daftar Harta Bupati Walikota di Kalimantan Selatan, Ada yang Susut Drastis, Kok Bisa?
Penting untuk dicatat bahwa meskipun bunglon memiliki kemampuan luar biasa untuk berubah warna, mereka tidak dapat mengadopsi setiap warna yang ada.
Perubahan warna mereka terbatas pada kombinasi dan pola yang telah ditentukan oleh genetika mereka.
Kemampuan ini juga tidak berhubungan dengan kemandirian atau perubahan lingkungan secara cepat seperti yang terkadang digambarkan dalam media populer.
BACA JUGA:Jadi Kapolresta Bandar Lampung Ke-9, Tapi Jenderal Bintang Tiga Pertama Asal Lampung, Siapa Dia?
Demikianlah 5 cara dan rahasia bunglon dapat merubah warna mereka yang belum banyak diketahui oleh orang. (*)