"Gak ujan aja, itu sampai ke tengah jalan, kebayangkan baunya biasa di siring sampai jalan. Ini sudah lama ke sumurnya, tapi sebulanan ini terparahnya," terangnya.
Belum lagi masalah penyakit yang ditimbulkan karena aliran tersebut.
"Di sinikan ada balita, mereka jadi sering sakit dari mulai batuk, pilek, gatel-gatel sampai diare," ucapnya.
Dirinya berharap Pemerintah Kota Bandar Lampung bisa mencari solusi supaya air sumur bisa digunakan.
BACA JUGA:Sejumlah PNS dan Pejabat Diketahui Kuliah di Universitas Islam An-Nur
"Dipakai cuci tangan aja langsung gatel, apalagi kita minum, sakit langsung," terangnya.
Sementara, itu Direktur Eksekutif WALHI Lampung Irfan Tri Musri mengatakan, timnya sudah langsung mendatangi lokasi pencemaran tersebut.
"Limpasan air lindi juga terjadi akibat tidak berfungsinya Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) TPA Bakung, yang kemudian air dari kolam IPAL yang tidak terkelola dengan baik tersebut mengalir begitu saja ke sungai yang ada di sekitar, dan kemudian bermuara ke teluk Lampung," jelasnya.
Menurutnya, warga terdekat dengan danau air lindi sudah satu tahunan merasakan limbah air lindi yang mengalir di jalan dan juga pekarangan rumah.
BACA JUGA:Cara Mudah Transfer Saldo DANA Ke ShopeePay Anti Ribet dengan Proses Cepat
Serta mencemari Sungai Keteguhan yang biasanya digunakan warga sehari-hari, seperti untuk mandi dan mencuci.
Kondisi tersebut semakin parah pada 22 Juli 2023 lalu, di mana aliran air lindi semakin deras dan semakin meluas mencemari permukiman warga, sampai masuk ke sumur–sumur warga.
Pihaknya mengecam keras pembiaran keberadaan TPA Bakung yang merugikan masyarakat dan lingkungan.
WALHI Lampung juga meminta Pemerintah Kota Bandar Lampung tidak tutup mata dan segera melakukan upaya perbaikan dan pengelolaan yang berkelanjutan di TPA Bakung.
BACA JUGA:Jelang PON 2024, Lampung Pastikan 16 Cabor Lolos Kualifikasi
Sebab keberadaan TPA Bakung saat ini telah menimbulkan cukup banyak dampak dan persoalan terhadap warga sekitar dan lingkungan.