Pada 31 Desember 1961, dibentuk sebuah Korps Reserse Kriminil dengan dipimpin Komandan Korps Reserse Kriminil (Kadis Reserse).
Selanjutnya, 15 Juni 1965 terbentuk Direktorat Reserse yang dipimpin seorang Kepala Dinas Reserse.
Kepala dinas reserse kemudian berganti menjadi Komandan Jenderal Koserse.
Komandan reserse ini membawahi Direktorat Pengawasan Keselamatan Negara, Reserse Kriminil dan Reserse Ekonomi.
Lalu, membawahi Laboratorium, Pusat Identifikasi dan Sekretariat NCB.
Baru pada 30 Oktober 1984, dibentuk sebuah Direktorat Reserse Polri yang dipimpin Direktur Reserse Polri dengan pangkat jenderal bintang satu.
Direktorat Reserse Polri ini membawahi unsur pelaksana Subdit Serse Umum, Subdit Ekonomi, Narkotika, Uang Palsu, Identifikasi dan Resmob Pus.
Perubahan kembali terjadi di tahun 1997. Di mana, Korps Reserse Polri dipimpin oleh seorang Komandan Korps Reserse dengan pangkat mayor jenderal.
Membawahi unsur pelaksana Direktorat Serse Umum, Ekonomi, Narkoba, Udpal, Korwas PPNS dan Tipiter, Tipikor serta Pusat Informasi Kriminil.
Terakhir, di 30 Juni 2004, ditetapkan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri yang dipimpin seorang jenderal bintang tiga atau komisaris jenderal.
Badan Reserse Kriminal Polri ini membawahi unsur pelaksana Biro Renmin, Analis, Puslabfor, Pusident dan Bidang Korwas PPNS.
BACA JUGA: Aktifkan Adakami, Dapatkan Pinjaman Saldo DANA Sampai Rp 21.000.000 dengan Cicilan Ringan
Lalu Direktorat I Trannas, Direktorat II Eksus, Direktorat III Pidkor, Direktorat IV Narkoba, Direktorat V Tipiter dan Densus 88 Anti Teror.
Sejak tahun 1984, Bareskrim Polri sudah 23 kali mengalami pergantian kepemimpinan.