Ketika Diponegoro beranjak dewasa, sang ayah ingin agar anaknya menjadi raja.
Namun Pangeran Diponegoro menolak keinginan sang ayah untuk menjadikannya raja.
Adapun alasannya disebabkan posisi sang ibu bukanlah permaisuri melainkan selir.
Sehingga Diponegoro merasa bahwa jabatan sebagai raja tidak layak untuk diduduki olehnya.
BACA JUGA: Dilaporkan Bunuh Diri, Wanita di Way Kanan Lampung Ternyata Dibunuh Suami
Tak hanya dikenal sebagai sosok yang cerdas karena pribadinya yang rajin membaca buku.
Ia juga dikenal ahli di bidang hukum Islam-Jawa, hingga tertarik pada masalah-masalah keagamaan daripada masalah pemerintahan keraton.
Semua itu membuatnya lebih banyak berbaur dengan rakyat.
Bahkan Diponegoro lebih memilih untuk tinggal berdekatan dengan eyang buyut putri, Gusti Kanjeng Rayu Tegalrejo daripada tinggal di keraton.
Gusti Kanjeng Rayu Tegalrejo adalah permaisuri dari Sultan Hamengkubuwono l.
Dalam kehidupan pribadinya, Pangeran Diponegoro dikenal sebagai pribadi yang menyukai sirih dan rokok sigaret Jawa.
Rokok yang dilinting khusus dengan tangan, mengoleksi emas dan juga suka berkebun.
Diponegorojuga memiliki tempat semadi yang berada di daerah Selarejo dan Selarong.
BACA JUGA: Mutasi TNI Terbaru, Dua Komandan Korem Alih Tugas, Berikut Update Danrem di 15 Kodam
Selama hidupnya, dia menikah sebanyak delapan kali dan pertama kali menikah pada usia 27 tahun.