Lanjut bagi para abdi yang berada di lingkungan dalam keraton, warna kain yang digunakan memang harus hitam.
Dengan aturan warna kainnya boleh polos maupun bermotif kembang batu.
Namun untuk motifnya tidak diperkenankan menggunakan bahan brokat.
Sebagai pengetahuan, Kebaya Janggan muncul pertama kali sekitar masa akhir Perang Diponegoro atau yang lebih dikenal dengan Perang Jawa (sekitar tahun 1830-an).
BACA JUGA: Battle HP Gaming Infinix GT 10 Pro dan POCO X5 Pro, Wort It yang Mana?
Kebaya Janggan mengadopsi model seragam militer milik bangsa Eropa pada masa itu.
Hal tersebut terlihat pada bentuk kerah yang tinggi dan tidak menutupi bagian leher.
Pakaian adat tradisional ini menjadi sesuatu yang popular dipakai oleh para Perempuan keraton.
Terutama saat mereka bepergian pada jaman akhir perang Diponegoro.
BACA JUGA: 4 Gerakan yang Efektif Hilangkan Lemak di Perut Buncit Wanita Dengan Cepat
Dan hingga saat ini, Kebaya Janggan menjadi salah satu seragam dari para adi dalam Perempuan keraton.
Itulah tadi berkaitan dengan makna mendalam pada Kebaya Janggan yang dikenakan oleh Dian Sastro.
Di sisi lain, serial Gadis Kretek nampaknya semakin menuai ketertarikan publik.
Serial ini merupakan adaptasi dari sebuah novel best seller atau terlaris yang dirilis pada tahun 2012 silam. Penulis novel tersebut adalah Ratih Kumala.
BACA JUGA: Ternyata 2 Tipe Golongan Darah Ini Akan Jadi Sukses dan Hoki, Apa Saja Itu?
Dalam sinopsisnya, serial Gadis Kretek ini menceritakan kisah kehidupan seorang gadis bernama Dasiyah.