Apabila hal itu terjadi, justru akan membuat hasil yang didapatkan si anak tidak maksimal dan membuatnya berkecil hati karena tekanan dari orang tuanya.
4. Hargailah apa-apa saja yang dimiliki oleh anak, apabila ada suatu hal yang kita anggap tidak terlalu penting.
Maka lebih baik disampaikan kepada anak dan beritahukan pula penyebabnya. Jangan karena kita sebagai orang tuanya yang membelikan ini itu lantas berbuat semau sendiri.
5. Ajarkan pula tentang hal-hal yang tidak boleh dibatasi dalam pergaulan dengan lawan jenis.
BACA JUGA:Bersihkan Wajah Berjerawat Dengan Racikan Kolagen Alami Bikin Glowing
Jangan menormalisasikan bahwa berteman dengan siapa saja tidak menjadi masalah. Sebagai orang tua harus mengajarkan sekaligus memberikan contoh mana pergaulan yang baik dan tidak baik.
Hal ini harus diberitahukan sebab dan akibatnya agar si anak tidak merasa dikekang karena menganggap orang tua menuntutnya sebagai orang yang terlalu memilih teman.
6. Parenting dalam Islam juga dapat dilakukan dengan menjadi pendengar yang baik bagi anak.
Jangan sampai anak justru mencari validasi atau pengakuan dari sumber eksternal yang mungkin berdampak buruk bagi kehidupannya.
Maka jadilah orang tua yang adil dalam memberikan perhatian kepada anak, supaya mereka lebih terbuka tentang apa-apa saja yang mengganjal di hatinya.
7. Ketika anak sedang tantrum, carilah sebab yang membuat anak seperti itu. Caranya dapat dilakukan dengan mengalihkan perhatian anak.
Atau bisa dengan memberikan ruang untuknya merenung kemudian tanyakan apa yang sebenarnya anak rasakan saat itu.
Cukup didengarkan dan berikan nasihat dengan cara yang baik serta tidak menyinggung perasaannya.
8. Buatlah keluarga menjadi keutamaan yang Istimewa agar anak tidak perlu mencari validasi di luar yang belum tentu memberikan dampak positif, meskipun hal itu dapat diambil sebagai pelajaran hidup.