"Awalnya di akhir 2022 kami mulai mendaftar, lalu awal 2023 kami mulai ikut pelatihan dari BRI via Zoom. Jadi kami beberapa kali mengikuti pelatihan digitalisasi, pemasaran, manajemen, dan sebagainya. Support dari BRI juga begitu banyak, kami jadi dimudahkan mendapatkan berbagai fasilitas dari BRI seperti KUR, BRImo, QRIS dan sebagainya yang banyak diaplikasikan di desa. Bumdes memang masih 3 tahun berjalan, tapi kami semangat mengadopsi berbagai hal baru," jelas Hendi mengungkapkan kesan-kesannya selama mengikuti program Desa BRILian tersebut.
Herlan, selaku Kepala Desa juga mengungkapkan bahwa program ini memberikan kesan yang tidak terlupakan baginya.
Ia juga memberikan pesan untuk desa lainnya yang ingin bertransformasi menjadi desa modern bahwa kekuatan ada pada generasi muda dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
"Dengan adanya inovasi ini, banyak pemuda yang tidak perlu jauh-jauh ke kota. Ternyata di desa pun perekonomian itu punya potensi besar, perputaran uangnya juga baik. Kami juga sangat terbuka dengan kolaborasi baik itu dari pemerintah, lembaga, akademisi, hingga BUMN dan swasta," pungkasnya.
BACA JUGA:Berstatus Sedang, Ini Strategi Pemprov Lampung Tingkatkan EPPD
Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa Desa BRILiaN merupakan program pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa yang diinisiasi BRI sebagai bentuk agent of development dalam mengembangkan desa.
Hingga akhir tahun 2023 tercatat terdapat 3.178 desa yang telah mendapatkan pemberdayaan Desa BRILiaN.
"Program Desa BRILiaN ini adalah contoh nyata komitmen BRI sebagai perusahaan BUMN dalam menerapkan economic value dan social value secara bersamaan, sehingga tidak perlu dipertentangkan, dengan kemampuan BRI menavigasi tantangan dengan baik maka tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik," tegas Supari. (*)